Para Penguasa India Mengobarkan Perang terhadap Islam untuk Menyembunyikan Kegagalan Terang-terangan Mereka

Pada tanggal 27 Desember 2024, The Telegraph melaporkan bahwa The Satanic Verses karya Sir Salman Rushdie kembali dipasarkan di India setelah 36 tahun, menyusul fatwa yang memaksanya bersembunyi selama hampir satu dekade. Stok ulang buku tersebut hadir setelah pengadilan India mengesampingkan larangan yang sebelumnya melarang impor buku tersebut. Dengan keputusan ini, pemerintah India yang dipimpin oleh BJP telah memperburuk serangan terhadap Islam, dengan mengizinkan penjualan buku yang dengan keras menyerang kesucian Nabi Muhammad (SAW).
Saat ini, di bawah pemerintahan BJP, negara tersebut tidak hanya menyerang keyakinan umat Islam, tetapi juga harta dan martabat mereka. Kebijakan yang didorong oleh penguasa India mendiskriminasi umat Islam dan menimbulkan atmosfer ketegangan sektarian. Polisi yang lamban dalam bertindak telah memberi ruang bagi kelompok ekstremis Hindu untuk menyerang umat Islam, menghancurkan rumah, bisnis, dan masjid mereka, serta melakukan penghancuran sebagai hukuman kolektif terhadap umat Islam. Selain itu, martabat wanita Muslim diancam, dan para pendukung Islam, termasuk ulama serta anggota Hizbut Tahrir, turut menjadi sasaran penganiayaan.
Namun, di balik upaya-upaya ini, terdapat upaya dari para penguasa India untuk menutupi kegagalan mereka. India, yang terjerat dalam kemiskinan dan ketidakamanan, telah menjadi agen kolonialisme modern, berkhidmat untuk kepentingan Amerika Serikat. Berdasarkan Indeks Kelaparan Global 2024, India berada di peringkat 105 dari 127 negara dengan tingkat kelaparan yang sangat parah. Selain itu, meski menghadapi kerugian dari kolonialisme ekonomi Amerika, India kini terlibat dalam konfrontasi berbahaya dengan Tiongkok, yang ditengarai untuk melayani kepentingan AS dalam membendung Tiongkok.
Secara historis, India mengalami kerusakan luar biasa akibat penjajahan Inggris, yang menguras sumber daya negara selama hampir dua abad, memicu kelaparan massal, serta menenggelamkan pendapatan dan kemakmuran rakyat India. Sebaliknya, pemerintahan Islam di India selama berabad-abad memberikan kemakmuran, stabilitas, dan keadilan tanpa memandang ras atau agama, sehingga memperoleh kesetiaan dari seluruh lapisan masyarakat.
Pada tahun 1857, ketika penjajahan Inggris berusaha untuk meruntuhkan pemerintahan Islam, umat Hindu dan Muslim bersatu untuk melawan penjajah Inggris dan berusaha memulihkan kekuasaan Islam. Namun, kolonialis Inggris berhasil memecah belah umat Hindu dan Muslim untuk mempertahankan kekuasaannya melalui kebijakan “pecah belah dan kuasai.” Saat ini, para penguasa India mengikuti jejak tersebut, mengobarkan kebencian sektarian untuk mempertahankan kekuasaannya.
Seruan kepada Rakyat India:
Kami memahami penderitaan yang ditimbulkan oleh beban kolonialisme dan ingin mengajak rakyat India untuk merenungkan sejarahnya yang penuh penderitaan akibat kolonialisme Inggris dan Amerika, serta membandingkannya dengan manfaat yang dibawa oleh pemerintahan Islam selama berabad-abad. Kami menyerukan agar umat Islam di India dapat berbicara dengan bebas untuk bangsa ini tanpa takut akan penganiayaan atau pelecehan, dan dengan demikian, kembali menemukan kebaikan dalam Islam sebagaimana yang telah dialami oleh nenek moyang mereka.
Kantor Media Pusat Hizb ut-Tahrir
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat