Para Penguasa Hanya Siap Membendung Eskalasi dan Membersihkan Darah di Belakang Musuh, Selebihnya Tidak!

 Para Penguasa Hanya Siap Membendung Eskalasi dan Membersihkan Darah di Belakang Musuh, Selebihnya Tidak!

Bocah Palestina, Rahaf Salman (11 tahun), dan saudara laki-lakinya Muhammad (13 tahun), di mana keduanya terluka selama eskalasi Yahudi baru-baru ini. Mereka meninggalkan Jalur Gaza, Rabu (17/8), bersama orang tuanya menuju ke Turki untuk menerima perawatan, berdasarkan instruksi dari Presiden Erdogan. Pada 6 Agustus 2022, kedua bersaudara, Rahaf dan Muhammad, terluka oleh pecahan peluru kendali yang mendarat di kota Jabalia di Jalur Gaza utara, menurut ayah mereka, Khalil Salman, yang berbicara kepada kantor berita Anadolu, bahwa Rahaf diamputasi di tiga anggota tubuhnya (dua kaki dan tangan kanannya), serta cedera perut, tulang selangka patah, bahu terkilir, dan masalah kesehatan di kedua matanya. Sementara kakaknya, Muhammad, terkena pecahan peluru di panggul, serta lutut dan persendiannya patah (kantor berita Anadolu, 18/8/2022).

Peristiwa ini menyoroti apa yang tidak tampak darinya, yaitu kelembutan, persaudaraan dan belas kasihan. Peristiwa ini menyoroti keburukan dan kejahatan para penguasa Muslim, yang dipimpin oleh Erdogan sekuler, sekutu entitas Yahudi. Dia telah bertindak seperti penguasa lainnya, penguasa Mesir, Yordania, Qatar, Iran, dan lainnya, di mana mereka siap untuk menjalankan peran mediasi dalam perang, seperti yang dilakukan oleh rezim boneka Yordania, atau melakukan penipuan, seperti yang dilakukan rezim Mesir, yang menipu gerakan jihad dalam perang terakhir, atau memberikan dana dan remah-remah, serta mengekang setiap gerakan dan faksi, seperti yang dilakukan rezim Qatar, atau dalam kondidi terbaik, yaitu ada rezim Iran yang siap memberikan keriuhan dan pidato dalam jumlah besar yang dicampur dengan sejumlah dana politik yang tunduk pada afiliasi dan asosiasi.

Rezim Turki ini tidak berduka atau merasa malu dengan gadis malang dan saudara laki-lakinya itu, yang telah dimutilasi dan dipotong-potong oleh entitas Yahudi, di mana dia tidak datang menolong atau membantunya meskipun dia mampu menghancurkan pendudukan di siang hari bolong, dia tidak menggerakkan pasukannya untuk membebaskan Gaza yang berduka dan melindungi rakyatnya dari kejahatan pendudukan yang tak henti-hentinya, padahal dia mampu dan sarana tersedia jika dia mau melakukannya. Namun, sekarang dia malah bangga memberikan perawatan untuk gadis malang itu dan saudara laki-lakinya, seolah-olah dia mengatakan kepada Yahudi: Bunuh, bom, dan buat tunawisma … sisanya biar kami yang lakukan!

Gaza dan Palestina secara keseluruhan membutuhkan tentara dan kekuatan militer umat untuk bergerak membebaskannya dari Yahudi dan kesombongannya, juga untuk mengakhiri penderitaan anak-anak, wanita dan orang tua untuk selamanya. Jadi, mereka tidak membutuhkan ambulans, remah-remah, uang dan bantuan yang malu-malu kucing. []

Sumber: pal-tahrir.info, 23/8/2022.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *