Para Kandidat Presiden AS Berlomba-lomba Mendukung Kejahatan Yahudi di Tanah Palestina yang Diberkati

 Para Kandidat Presiden AS Berlomba-lomba Mendukung Kejahatan Yahudi di Tanah Palestina yang Diberkati

Berita:
Wakil Presiden AS Kamala Harris menyatakan, “Dan izinkan saya memperjelas, saya akan selalu membela hak-hak Israel untuk membela diri dan saya akan selalu memastikan Israel memiliki kemampuan untuk membela diri … Karena rakyat Israel tidak boleh lagi menghadapi ketakutan yang disebabkan oleh organisasi teroris bernama Hamas pada 7 Oktober.” [Newsweek]. Di bawah judul yang mencakup kata “Gaza”, sebuah kata yang para Demokrat tidak berani mengatakannya di Chicago, Al-Jazeera melaporkan di websitenya, “Al Jazeera menyaksikan penangkapan dengan kekerasan terhadap dua wanita berjilbab saat ribuan orang di Chicago berkumpul untuk hak-hak Palestina… Namun, para petugas polisi memilih dua wanita yang mengenakan jilbab dan setelah percekcokan singkat, mereka bergulat ke tanah dan memborgol mereka.” [Al-Jazeera]

Komentar:

Sebagian orang khawatir bahwa Donald Trump akan memenangkan pemilu AS, karena mereka berpikir bahwa Trump lebih parah dan ekstrem daripada lawannya di Partai Demokrat, yang dipimpin oleh kandidat pesaingnya, Wakil Presiden AS Kamala Harris. Namun, pernyataan Harris ini menegaskan bahwa kedua pesaing adalah dua sisi mata uang yang sama. Hanya ada manipulasi dan perbedaan dalam kata-kata, dalam gaya berada di tengah, yang merupakan kebijakan Partai Demokrat. Sementara Trump tidak menyembunyikan apa yang dia yakini, yang persis seperti yang diyakini Harris dan partainya.

Namun, yang tidak diketahui sebagian orang adalah bahwa alasan kesepakatan antara kedua partai, dan kandidat mereka, adalah bahwa orang-orang yang menentukan kepentingan Amerika, baik di dalam maupun di luar negeri, adalah para kapitalis di Amerika di dua cabang utamanya, sektor energi dan industri sebagai satu cabang, dan sektor teknologi sebagai cabang kedua. Pemerintahan berturut-turut yang memerintah di Gedung Putih tidak lain adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melayani kepentingan kaum kapitalis ini. Peran pemerintahan Amerika yang datang baru-baru ini telah menjadi sekunder dalam mencapai kepentingan-kepentingan tersebut, karena perusahaan-perusahaan kapitalis multinasional telah datang untuk melayani kepentingan mereka sendiri, didukung oleh militer Amerika dan boneka politik, karena mereka telah menjadi “deep state” dalam politik Amerika.

Alasan perbedaan retorika Harris dan Trump adalah untuk memenangkan suara mengambang untuk partai masing-masing. Harris ingin memenangkan suara minoritas, termasuk dari Muslim. Dia tidak ingin lebih kurang ajar daripada Trump dalam mendukung negaranya untuk negara Yahudi, untuk memenangkan suara Muslim. Trump ingin memenangkan suara orang Yahudi dan rasis ekstremis di antara orang Amerika asal Eropa, terutama mereka yang tinggal di negara-negara bagian di selatan Amerika. Oleh karena itu, dia menggunakan retorika rasis untuk menenangkan para rasis ini di antara orang Yahudi dan kulit putih asal Eropa. Sementara mayoritas pemilih berasal dari kelas pekerja dan karyawan yang dikenal sebagai “budak perusahaan” yang bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut di cabang mereka, perusahaan energi dan industri, dan perusahaan teknologi. Suara orang-orang ini diputuskan terlebih dahulu sesuai dengan pendapat “tuan” mereka di perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka tidak peduli dengan pemilih Amerika, prinsip, moral, cita-cita, dan slogan-slogan palsu yang mereka angkat, seperti kebebasan, hak asasi manusia, demokrasi, hak-hak perempuan, dan sebagainya.

Diaspora Muslim di Amerika tidak boleh menjadi kartu pemilu bagi para pembohong ini, yang memberi mereka rasa manis dari ujung lidah mereka, tetapi mengelak seperti seekor rubah. Jadi, umat Islam tidak boleh ikut dalam pemilu saat mereka tidak memiliki kepentingan. Demikian juga, para syekh, imam masajid, dan mereka yang bertanggung jawab atas lembaga-lembaga dan asosiasi Islam harus berhenti mendesak kaum muslim untuk melemparkan diri mereka ke dalam kehancuran dengan terlibat dalam lelucon dan konspirasi pemilu Amerika. Pemilu hanya akan menghasilkan yang tidak menghormati orang-orang beriman atau perjanjian mereka. Sebagai gantinya, biarlah mereka takut kepada Allah melalui Islam yang mereka bawa kepada kaum Muslim yang telah mulai menempatkan identitas Amerika mereka di atas afiliasi mereka kepada umat Islam, berkat arahan buruk dari para syeikh dan imam itu. Arahan ini keluar dari ketakutan yang dibayangkan terhadap dinas keamanan, dan dengan harapan kehidupan yang nyaman di bawah bayang-bayang ketidakpercayaan dan rakyatnya.

Mereka harus mengadopsi Islam agung sebagai pesan Risaalah yang menyerukan diaspora untuk merasa bangga dengan Deen mereka yang agung, dan yang menugaskan mereka untuk menyampaikan kebaikan ini kepada mereka yang tinggal di antara mereka dari Umat Kitab, untuk menyelamatkan mereka dari ketidakadilan kapitalisme dan para kapitalis, dan untuk membawa mereka ke dalam keadilan dan cahaya Islam.

[ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ]

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424) dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik” [TQS Surah An-Nahl 16:125]

Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir oleh

Bilal AL-Mohajir – Wilayah Pakistan

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *