Mediaumat.id – Dalam perjalanan napak tilas sejarah, dari Dome Museum Panorama 1453 Turki, Narator Film Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN) Akhmad Adiasta mengisahkan suasana Penaklukan Konstantinopel.
“Sekarang kita ada di Panoramanya. Jadi ini adalah kubah 180° melengkung ke atas dan di sini kita bisa melihat Panorama Penaklukan Konstantinopel,” kisahnya dalam program Ramadhan Berkah dengan Syariah Kaffah dalam Cerita JKDN, di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Kamis (14/4/2022).
Menurutnya, ini dimulai dari Laut Marmara. Ia menceritakan kapal-kapal kaum Muslim enggak bisa masuk ke Selat Bosporus karena di Selat Tanduk itu dipasang rantai yang besar. Kemudian mulai muncul keraguan dari pasukannya Muhammad al-Fatih. “Sudahlah ngapain sih kita menaklukkan, udahlah kita sampai di sini aja dan lain sebagainya,” kisah Akhmad menggambarkan keraguan kaum Muslim.
“Ternyata ini adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Muhammad al-Fatih dan tidak dilakukan oleh para pendahulunya. Beliau memotong jalur laut yang enggak bisa dilewati karena memang Konstantinopel atau Bizantium ini memiliki pasukan laut atau armada laut yang kuat,” terangnya.
Kaum Muslim kewalahan di laut Marmara. Akhirnya sebuah ide brilian muncul. “Puluhan kapal itu dinaikkan ke atas Bukit Galata yang kemudian langsung diturunkan ke Selat Bosphorus,” jelasnya.
“Kenapa harus di Selat Bosphorus? Karena dinding di Selat Bosphorus ini adalah sisi dinding yang terlemah. Jadi, itulah kenapa pasukan kaum Muslim dan meriam-meriamnya harus masuk ke sini,” kisahnya.
Akhmad juga mengisahkan, di panorama ini, umat Islam bisa melihat diorama (miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan sesuatu adegan) dari Great Turkish Bombard (meriam yang digunakan oleh Sultan Muhammad al-Fatih untuk menembus dinding Konstatinopel).
Ia juga menggambarkan posisi diorama suasana sesaat sebelum penyerangan. “Pasukannya sudah berkumpul di sini. Kapal awalnya itu diturunkan di Selat Bosphorus dari Pegunungan Galata. Ini pasukannya ada di sini. Ini konon pohonnya sampai sekarang enggak tahu pohon yang mana? Ini yang berkuda putih dan berjubah merah itu adalah Muhammad al-Fatih. Kemudian di sampingnya yang mengangkat tangan naik kuda warna hitam adalah guru beliau Syaikh Aaq Syamsudin,” bebernya.
“Kalau ke sini seru banget,” ujar Akhmad sambil mengajak pemirsa agar berkunjung ke Museum Panorama 1453 menyaksikan langsung replika alat-alat perang.
“Ini ilustrasi Penaklukan Konstantinopel. Ini fenomena yang mengejutkan penduduk Konstantinopel pada saat itu karena kaum Muslim beserta pasukannya bersama Muhammad al- Fatih sudah berdiri di depan sisi tembok terlemah,” jelasnya.
Di pagi hari 29 Mei 1453 tembuslah dinding Konstantinopel. Dan hadits ‘Sesungguhnya Konstantinopel akan takluk di tangan kaum Muslim dan pemimpin terbaik adalah pemimpin yang menaklukkannya’ akhirnya terbukti.
“Delapan ratus tahun penantian dari janji yang Rasulullah sampaikan akhirnya terbukti di tangan seorang anak muda bernama Mehmet atau gelarnya Muhammad al-Fatih,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun