Panji Gumilang Gugat MUI dan KH Anwar Abbas, PAKTA: Kebalik!

 Panji Gumilang Gugat MUI dan KH Anwar Abbas, PAKTA: Kebalik!

Mediaumat.id  – Gugatan Pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Wakil Ketua Umum MUI KH Anwar Abbas secara perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat dinilai kebalik oleh Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana.

“Mengapa kebalik? Karena ini berawal dari pikiran negeri ini yang kebalik. Yang hak tidak diikutin, yang batil malah diikutin. Yang hak ditolak, yang batil malah dipuja-puji,” ungkapnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (14/7/2023).

Erwin menuturkan, sistem di negeri ini adalah sistem yang kebalik. “Yang salah diterapkan, kedaulatan di tangan masyarakat demokrasi kapitalis, (dianggap) yang bener. Yang nyata haknya, Islam, akidah Islam menerapkan sistem Allah Subhanahu Wa Ta’ala, malah ditolak. Akhirnya kebolak-balik semua,” ujarnya.

Lebih lanjut, katanya, ulama yang gencar mendakwahkan Islam justru malah dipersekusi, dipersempit kehidupan mereka, dihalangi akses-akses mereka, dipersusah kehidupan mereka. Sedangkan mereka yang nyata-nyata menodai agama, menyebarkan ajaran sesat seperti Al-Zaytun itu seperti dibiarkan.

“Ini berawal dari cara berpikir negeri ini yang kebalik dengan akibat sudut pandang yang, salah sudut pandang yang keliru yakni sudut pandang yang berasal dari paradigma sekuler. Nah, ini yang menjadi malapetaka. Jadi yang menjadi sumber dari segala sumber malapetaka itu adalah sekularisme,” tegasnya.

Menurutnya, penista agama begitu jumawa karena secara struktur sistem di negeri ini berpihak kepada para penista agama. “Pada akhirnya orang-orang yang menjaga sistem pun berpihak kepada mereka. Jadi, seakan-akan mereka ini mendapatkan backing yang kuat. Mendapatkan backing dari sistem dan juga orang-orang yang ada dalam sistem,” bebernya.

Erwin menilai, orang-orang di dalam sistem ini enggak bisa berbuat apa-apa. “Apa susahnya misalnya, Densus ke sana? Itu kan sudah jelas-jelas menistakan agama. Mereka jelas-jelas menikam ajaran agama Islam. Kalau memang Densus itu adil, mestinya bersikap tegas juga ke Al-Zaytun,” ungkapnya.

“Atau minimal Polri deh. Sudah berapa umat Muslim sebagai umat mayoritas di negeri ini, itu dibikin resah oleh ulal Al-Zaytun yang hanya seegelintir itu,” imbuhnya.

Menurut Erwin, mudah bagi penguasa membasmi Al-Zaytun kalau berpikir lurus. “Tapi karena udah bengkok, pada akhirnya mereka seperti mendapatkan dukungan. Dukungan dari sistem, dari paradigma, sekaligus dukungan dari orang-orangnya. Kalaupun misalnya, ada UU yang berkaitan dengan penistaan agama, enggak bisa diimplementasikan ke mereka. Kenapa? Karena orang-orangnya ini, orang-orang yang sesat juga cara berpikirnya,” katanya.

Ia mengatakan, banyak kepentingan di Al-Zaytun. Walaupun sebagian kalangan menilai ada kepentingan bisnis antara Al-Zaytun dengan orang-orang di dalam sistem.

“Tapi, lagi-lagi ini akibat utamanya itu, persoalan utamanya itu adalah akibat paradigma berpikir sekuler kapitalistik. Sehingga orang-orang ini mudah menggadaikan harga diri. mereka membekingin yang salah. Yang bener malah tidak diperjuangkan. Yang dibekingin Al-Zaytun, ajaran Rasulullah yang mulia, khilafah, itu malah tidak diperjuangkan. Ini kan aneh negeri ini,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *