Mediaumat.id – Pandangan Tuan Guru Bajang (TGB) H. Muhammad Zainul Majdi soal politik identitas yang tidak boleh ada di Indonesia dinilai Direktur Siyasah Institute Iwan Januar sebagai pandangan yang kontradiksi dan mau menang sendiri.
“Pandangan TGB itu menunjukkan kontradiksi dan sikap mau menang sendiri,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Kamis (17/11/2022).
Harusnya, menurut Iwan, TGB malu mengangkat terus isu politik identitas. Karena, justru seorang Muslim harus memperjuangkan kepentingan agamanya bukan kelompoknya.
“Aneh kalau justru Muslim menutupi jati dirinya dan tidak mau memperjuangkan agamanya,” ungkap Iwan.
Iwan juga mengkritisi pernyataan TGB yang menyebutkan isu kafir dan munafik.
“Sekarang bagaimana dengan isu radikalisme? Intoleran? Anti-Pancasila? Antikebhinekaan? Itu sering dipakai orang dan kelompok yang berada di lingkaran (circle) kekuasaan untuk menyerang dan menghasut lawan-lawan politik,” jelasnya.
“Circle penguasa selalu menempatkan diri mereka sebagai kelompok paling NKRI, paling Pancasila dan paling toleran lalu merasa berhak lakukan persekusi, bahkan gunakan aparat untuk menindak lawan politik,” tambahnya.
Karena itu, Iwan mempertanyakan siapa yang sering gunakan politik identitas? “Hampir semua pihak yang berada di circle kekuasaan mendadak tampil islami; bersorban, berkerudung, shalat difoto, dekati ulama, dsb. Harusnya kalau TGB konsisten, dia juga tegur keras kawan-kawan politiknya,” tegas Iwan.
Selain itu, menurut Iwan, Islam sering diserang oleh para buzzer, sebutan kadrun, antikhilafah, anti-Arab, jadi mainan di media sosial.
“Adakah tindakan hukum pada para buzzer? Justru ada pembiaran terhadap para buzzer ini. Mestinya TGB, sebagai Muslim, berani menindak mereka, karena para buzzer ini menyerang agamanya,” pungkas Iwan.[] Ade Sunandar