Pamong Institute: Proyek IKN Tidak Direncanakan dengan Matang

 Pamong Institute: Proyek IKN Tidak Direncanakan dengan Matang

Mediaumat.info – Soroti terkait ketidaksiapan air dan listrik di Ibu Kota Nusantara (IKN), Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky menyampaikan bahwa proyek IKN tidak direncanakan dengan matang.

“IKN ini proyek yang tidak direncanakan dengan matang,” ujarnya dalam Dialogika: IKN Belum Siap Air dan Listrik, Akankah Jadi Proyek Gagal? di Kanal YouTube Peradaban Islam ID, Sabtu (13/7/2024).

Indikasi ketidakmatangan lainnya, lanjut Wahyudi, adalah masalah-masalah kesiapan lainnya yang ternyata belum siap. “Lahan tidak siap, dari segi pendanaan, investasi, dan seterusnya, itu berarti memang bisa dipahami bahwa program ini tidak direncanakan dan dipersiapkan dengan matang.

“Dan kalau kita lihat, ini nampaknya program yang terburu-buru, program ambisius,” kritiknya.

Ia juga mengkritik terkait skema awal pembiayaan proyek IKN yang semula tidak akan menggunakan APBN, namun sekarang menggunakan APBN.

“Dan bahkan, investor yang disiapkan dari luar, tidak masuk atau bahkan tidak disiapkan,” ujarnya.

Celakanya, sambungnya, itu diucapkan oleh penguasa, dalam hal ini presiden dan pembantu-pembantunya yang sulit dipegang janjinya oleh masyarakat.

Air dan Listrik Belum Siap

“Kalau kita melihat terakhir disampaikan bahwa air dan listrik belum siap, sehingga sulit untuk dikategorikan bisa pindah secara layak ke Ibu Kota Nusantara tersebut sebagai ibu kota baru,” terangnya.

Ia mengungkapkan sebuah ibu kota negara tidak mungkin tiba-tiba listriknya tidak siap dan tiba-tiba mati. “Mungkin memalukan sekali,” ujarnya.

“Saya pikir bisa kita bayangkan bagaimana yang terjadi di sana, bukan hanya sekadar persoalan mati lampu, tentu infrastruktur lain bisa terganggu,” jelasnya.

Yang kedua, air. Air itu persoalan yang sangat mendasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. “Kalau itu menjadi masalah, itu persoalan yang serius. Sehingga kebijakan IKN itu kebijakan yang tidak pro kepada rakyat,” terangnya.

Wahyudi menilai, proyek IKN ini, merupakan proyek yang tidak ada pro kepada rakyat, “Justru pro kepada hal yang lain, pro kepentingan oligarki, maupun kepentingan pribadi dari sekelompok tertentu yang ingin adanya proyek tersebut didukung oleh para aktor politiknya,” jelasnya.

Jadi, pembangunan ibu kota itu tidak berkorelasi langsung dengan kepentingan masyarakat, apalagi memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

“Berbeda kalau yang dibangun itu misalnya, infrastruktur yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat secara langsung,” ujarnya.

Ia memandang yang penting di suatu negara itu persoalan pendidikan, persoalan kesehatan, dan pembangunan sarana ekonomi.

Menurutnya, kalau uang dari membangun IKN itu digunakan untuk menjalankan fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa. “Misalnya, membangun sarana pendidikan, sekolah, SD, SMP, masih banyak yang bocor-bocor, bahkan tidak layak, itu tidak diperbaiki, tapi malah bisa bangun IKN,” pungkasnya. [] ‘Aziimatul Azka

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *