Pamong Institute: Pernyataan Bahlil Menunjukkan Oligarki Mampu Mengubah Idealis Jadi Pragmatis

Mediaumat.info – Pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang menyebut, ‘Jangan coba-coba bilang bahwa pejabat itu oligarki, tunggu kelak suatu saat ketika menjadi pejabat mungkin akan lebih jahat lagi dari pejabat sekarang’, menurut Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky mengonfirmasi bahwa ada pola yang kuat dari oligarki yang mampu mengubah orang dari idealis menjadi pragmatis.

“Nah ini menunjukkan ada pola oligarki yang kuat bahkan bisa mengubah dari orang yang idealis menjadi orang yang pragmatis,” tuturnya dalam Kabar Petang: Bangga Jadi Oligarki, Bahlil Kena Kritik Tajam dari Sosok Ini, Sabtu (29/12/2023) di kanal YouTube Khilafah News.

Seperti halnya Bahlil ini, kata Wahyudi, ketika Bahlil menjadi aktivis itu pernyataannya idealis, namun ketika jadi pejabat dia sudah seperti oligarki bahkan mungkin membela oligarki, karena dengan membela oligarki hidupnya dan sikapnya berubah.

“Yang dulu sangat kritis terhadap oligarki sekarang jadi sangat manis dengan oligarki, bahkan rela membela-bela oligarki dan rela berhadapan dengan rakyat, saya pikir letak poinnya di situ,” ujarnya.

Menurut Wahyudi, para oligarki itu sudah bisa mengendalikan aktivis, termasuk mengubah aktivis menjadi para pejabat yang kemudian bisa berubah berorientasi menjadi aktivis pro kepada oligarki.

“Dan sekarang ketika menjadi pejabat, dia (oligarki) bisa juga mengubah sistemnya, sistem yang dulunya sulit untuk hidup mengembangkan ekonominya oligarki, diubah menjadi demokrasi yang lebih pro pada oligarki dan juga pro kepada para politisi yang pro oligarki,” tegasnya.

Jadi, ungkapnya, kekuatan oligarki ekonomi maupun oligarki politik itu sudah bisa mengubah para aktivis yang dulunya kritis berubah menjadi manis kepada oligarki, dengan menjadikannya sebagai pejabat.

“Dan dengan penguasaan pejabat, itu bisa mengubah sistem undang-undang yang ada sekarang pro kepada oligarki dan bahkan mungkin lebih berpihak pada oligarki daripada rakyat maupun aktivis,” tandasnya.[] Setiyawan Dwi

Share artikel ini: