Mediaumat.id – Karena menggunakan sistem politik demokrasi, ungkap Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky, Indonesia menjadi punya celah yang sangat besar untuk bisa diintervensi asing.
“Indonesia punya celah yang sangat besar untuk bisa diintervensi asing di saat pergantian kepemimpinan. Kenapa? Karena menggunakan sistem politik demokrasi yang berbiaya tinggi,” ujarnya dalam program Silaturahmi Tokoh: Mewujudkan Kebijakan Publik Mandiri Tanpa Intervensi, Sabtu (20/5/2023) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Karena berbiaya tinggi, maka menurutnya, untuk bisa terlibat dalam pesta demokrasi dan masuk ke dalam sistemnya tentu dibutuhkan adanya investasi modal sebagai cost (biaya) politik, sehingga siapa pun yang duduk berkuasa akan punya utang kepada si pemilik modal.
“Inilah yang nantinya berpengaruh besar kepada karakter kebijakan maupun aturan yang keluar dari negeri ini,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, ada persoalan balas jasa atau politik utang budi dari para petinggi atau para pemimpin terpilih kepada investor politik, baik swasta maupun asing yang mengincar kekayaan alam di negeri ini.
“Sehingga pemerintah ataupun penguasa menjadi tidak berpihak kepada rakyat. Mungkin keuntungan kekayaan alam negeri ini malah diserahkan kepada pihak luar (swasta) atau bahkan pengelolaannya diserahkan ke pihak-pihak asing,” ungkapnya.
Wahyudi pun menegaskan, tidak ada kaitannya tingkat kesejahteraan dengan sistem demokrasi. Justru semua negara demokrasi itu pemerintahannya tidak stabil, sehingga menimbulkan adanya kekacauan yang menguntungkan pihak asing untuk bisa nyaman mengintervensi atau menjajah negeri ini.
“Rakyat sibuk pesta demokrasi dan sejauh lima tahun ribut sendiri. Sedangkan asing, sibuk mengambil kekayaan alam negeri,” pungkasnya.[] Muhar