Pamong Institute: Contohlah Orang yang Pernah Sukses Selesaikan Masalah Palestina

 Pamong Institute: Contohlah Orang yang Pernah Sukses Selesaikan Masalah Palestina

Mediaumat.info – Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroki menyampaikan, konflik berkepanjangan di Palestina yang melibatkan entitas penjajah Yahudi, bisa selesai tuntas dengan mencontoh orang yang pernah sukses melakukan.

“Kalau kita pingin menyelesaikan urusan Palestina secara tuntas tentu mencontoh orang yang pernah sukses melakukan,” ujarnya dalam Bincang Santui: Negeri Timur Tengah Itu Pura-Pura Bela P4l3st1n4, Padahal Sungguh Mudah M3mbinasak4n Zionis Yahudi. Jumat (1/12/2023) di kanal YouTube Media Dakwah Jambi.

Adalah Umar bin Khattab, khalifah kedua yang juga telah berhasil menaklukkan imperium besar Persia di bawah komando Khalid bin Walid. Umar memerintahkan kepada panglimanya itu untuk membantu Abu Ubaidillah bin Jarrah yang saat itu sedang mengurung wilayah Yerusalem.

Bahkan sebagaimana dilansir dari Memoar KH Saifuddin Zuhri yang berjudul Berangkat dari Pesantren (2013), Yerusalem yang kala itu di bawah kekuasaan Raja Romawi, Heraklius menyerah kepada Panglima Abu Ubaidillah bin Jarrah pada 636 Masehi. Persoalan belum selesai begitu saja. Kedua pihak menyepakati adanya surat perjanjian penyerahan Yerusalem.

Saat itu, Panglima Romawi dan Patriarch (Uskup Agung) Sophronius meminta agar perjanjian penyerahan Kota Yerusalem itu ditandatangani langsung oleh Khalifah Umar bin Khattab. Awalnya, permintaan tersebut ditolak oleh Abu Ubaidillah dan Khalid bin Walid beserta pasukan Muslim. Namun, dengan kebijaksanaannya, Khalifah Umar bin Khattab menyetujui permintaan tersebut.

Dengan kata lain, kata Wahyudi lebih lanjut, untuk benar-benar bisa menyelesaikan persoalan di Palestina, umat tak bisa lagi berharap kepada para penguasa negara Arab, terlebih PBB, OKI, maupun ICI.

Sebutlah perundingan yang sudah dilakukan hingga ratusan kali, nyatanya tak ada satupun yang bisa menuntaskan. Malahan menguntungkan pihak entitas penjajah Yahudi.

“Bahkan dengan perundingan itu tanah yang dirampas semakin luas dan pihak yang terzalimi ini, warga Palestina, semakin kecil,” bebernya.

Kirimkan Tentara

Untuk ditambahkan, Global Fite Power misalnya, pada tahun 2022 lembaga pemeringkat kekuatan militer dunia itu merilis posisi Zionis Yahudi di peringkat 18. Sedangkan Indonesia di perangkat 15, Iran 14, Turki 13, Mesir 12 Pakistan 9.

Artinya, banyak negeri Muslim yang sangat berpotensi mampu melenyapkan kezaliman yang dilakukan entitas penjajah Yahudi.

Untuk itu, ia menyayangkan sikap para penguasa negeri Muslim yang hanya berbelasungkawa lantas mengecam atau mengirim bantuan kemanusiaan, yang sebenarnya merupakan kapasitas rakyat biasa.

Semestinya, sambung Wahyudi, selevel pemimpin negeri yang notabene memiliki alat-alat perang berikut kendali atas pasukan militer, pun kewenangan diplomatik, mengirimkan tentaranya ke sana.

“Kenapa justru korban di Palestina begitu banyak, justru tidak mengirimkan tentara?” lontarnya.

Berpahala

Wahyudi menambahkan, jikapun dalam hal mencontoh langkah yang ditempuh Umar bin Khattab nantinya belum berhasil, upaya tersebut tetap tercatat sebagai perbuatan sunnah berpahala.

Pasalnya, seperti yang pernah disampaikan Rasulullah SAW, langkah tersebut terkategori sunnah. “Kalau kita mencontoh Khalifah Umar bin Khattab, kalaulah belum berhasil, sudah menjalankan sunnah,” paparnya, sembari mengutip penggalan hadits yang artinya:

‘…berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian…’ (HR Abu Dawud dan at Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih).

Sehingga, kalau para penguasa negeri Muslim mau melakukan sebagaimana Umar bin Khattab tempuh, maka, bisa dipastikan tak akan sampai memakan korban hingga belasan ribu jiwa.

“Kalau mereka mau melakukan bisa enggak akan terjadi masalah sejauh ini dan sepanjang ini atau sebesar ini,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *