PAKTA: Rangkul Lawan Politik, Taktik Jokowi Redam Lawan

 PAKTA: Rangkul Lawan Politik, Taktik Jokowi Redam Lawan

Mediaumat.info – Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana menyatakan taktik Presiden Jokowi dalam merendam lawan politiknya yakni dengan merangkulnya.

“Ya memang faktanya begitu yang terjadi periode ke-2 kepemimpinan Jokowi itu, beliau merangkul lawan politiknya yang justru dulu saat itu menjadi oposisi,” ujarnya dalam Kabar Petang: Redam Suara Kritis, Jokowi Gunakan Strategi Pukul dan Rangkul? di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (23/12/23).

Ia pun memberikan contoh-contoh yang dulu itu menjadi oposisi namun sekarang menjadi bagian dari rezim, yang salah satunya adalah Prabowo.

“Bukan hanya pada Kiai Ma’ruf Amin, juga terjadi pada banyak kalangan yang di mana kemudian pada tahun 2019 itu yang diharapkan sebagai lokomotif perubahan oleh masyarakat yakni Prabowo sendiri,” tuturnya.

Jika dilihat di tahun 2019 dulu, kata Erwin, Prabowo dan Jokowi, baik mereka berdua ataupun pendukungnya itu ibarat seperti minyak dan air, namun sekarang melihat Prabowo yang sekarang ini, itu menimbulkan luka bagi para pendukungnya.

Karena, lanjutnya, mereka (pendukung Prabowo) berharap sesosok Prabowo bisa membawa perubahan sebagai oposisi. “Sedangkan di sisi lain mereka berpandangan Jokowi itu merupakan tokoh antagonis,” bebernya.

Karena memang, ujarnya, di masa Jokowi banyak kezaliman-kezaliman yang terjadi di negeri ini seperti penangkapan ulama, penangkapan aktivis, memukul pihak yang berseberangan dan juga membiarkan bahkan mengarah aktivis yang pro rezim.

“Tapi kemudian pada akhirnya, konflik yang begitu masifnya, entengnya Jokowi merangkul Prabowo dan Prabowo menerima juga, satu hal yang jauh di luar ekspektasi,” tuturnya.

Padahal di masa 2019, ungkapnya, memperjuangkan Prabowo itu sangat luar biasa mulai pesta pemilu yang bukan hanya menelan biaya yang sangat mahal, namun juga menumbalkan masyarakat, bukan hanya peserta tetapi juga panitia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang menjadi korban bahkan sampai mengantarkan sidang peruntutan ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu).

“Ini pengorbanan masyarakat yang enggak sedikit, apa lagi dengan adanya korban nyawa, namun kemudian Prabowo kita lihat menerima pinangan Jokowi, artinya ya begitulah budaya politik yang disajikan oleh Pak Jokowi,” bebernya.

Merangkul

Bahkan, lanjut Erwin, rezim Jokowi juga masih merangkul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dianggap sebagaian kalangan, bahwasanya Jokowi telah mengkhianatinya namun faktanya masih mempertahankan menteri yang berasal dari PDIP.

 

“Kemudian Basuki Hadimulyana, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), masih bagian dari kabinet Jokowi hingga hari ini,” bebernya.

Alasan terkait masih mempertahankan menteri dari PDIP, kata Erwin, untuk merangkul mereka yang masih bisa dipertahankan dan diandalkan.

“Sedangkan mereka sudah nyata-nyata tidak bisa diandalkan itu dipukul. Nah, itu yang terjadi dan faktanya seperti itu,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *