PAKTA: Indonesia Kaya, Mestinya Tidak Ada Isu Kekurangan Makanan

Mediaumat.id – Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana menilai mestinya Indonesia tidak ada isu kekurangan makanan karena Indonesia negeri yang kaya.

“Indonesia ini merupakan negeri dengan kekayaan flora dan fauna yang paling kaya di dunia, artinya enggak ada isu berkaitan dengan kekurangan makanan, kita mestinya enggak ada isu kekurangan buah atau kekurangan biji-bijian,” ujarnya dalam diskusi Kelaparan di Papua di Tengah Upaya Pemerintah Membangun IKN, Kamis (10/8/2023) di kanal YouTube PAKTA Channel (Pusat Analisis Kebijakan Strategi).

Tapi faktanya, kata Erwin, kelaparan terjadi Indonesia dan di Papua sudah terjadi berulang. “Berulang pada tahun 2015 kalau enggak salah, itu juga ada yang meninggal sekitar 11 orang di era itu presiden juga Jokowi itu di daerah yang sama di Papua kawasan Puncak Papua,” tuturnya.

Mestinya, lanjutnya, pemerintah harus bisa mengantisipasi kelaparan ini terlebih lagi ada yang meninggal karena kelaparan. “Maka tugas negara itu adalah mengantisipasi sehingga kemudian kejadian yang sama enggak berulang lagi,” imbuhnya.

Jangan sampai, tegasnya, pemerintah mengurusi atau gagah-gagahan membangun infrastruktur. “Bangun infrastruktur kalau rakyatnya pada mati siapa yang akan melewati siapa yang akan memakai infrastruktur itu?” tegasnya.

Ia menjelaskan, pembangunan sejati itu adalah membangun manusia yang tentu diawali dengan membangun kebutuhan dasarnya atau kebutuhan gizinya.

“Sekarang menurut publikasi jumlah orang kelaparan di Indonesia itu mencapai 17 juta, 16,2 juta jumlah total masyarakat Indonesia yang kelaparan, yang kesulitan untuk mengakses pangan sehat,” jelasnya.

Menurutnya, yang mengakibatkan banyaknya masyarakat yang kelaparan itu adalah strukutur ekonomi yang dikuasai oligarki. “Kekayaan itu menumpuk di sebagian orang, 1% orang menguasai 50% lahan di Indonesia semakin lama semakin menyempit,” ungkapnya.

Sehingga kata Erwin, generasi muda tidak sedang baik-baik saja. “Tentu pemikiran intelektual kita, pemikiran rasional kita enggak bisa tenang negeri kita diacak-acak ya, menurut kita, yang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi

Share artikel ini: