Pakar Tak Yakin USAID Dibubarkan Permanen

Mediaumat.info – Pakar Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D. mengatakan tak yakin Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bakal dibubarkan secara permanen oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
“Saya tidak yakin USAID akan betul-betul dibubarkan,” ujarnya kepada media-umat.info, Jumat (7/2/2025).
Meski langkah tersebut sebagai bagian dari pemangkasan pengeluaran dana federal di pemerintahan, Hasbi juga menyampaikan bahwa United States Agency for International Development (USAID) ini memiliki posisi strategis dalam hal politik luar negeri AS.
Menurut Hasbi, USAID adalah badan perpanjangan tangan AS yang fokus melakukan pendekatan kepada aktor-aktor atau lembaga-lembaga non-pemerintah baik di bidang ekonomi, masyarakat sipil, lembaga pendidikan, kesehatan, dan isu-isu kemanusiaan lainnya di berbagai negara di dunia untuk mendukung tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Dengan kata lain, melalui apa yang mereka sebut bantuan selama ini, AS menggunakan USAID sebagai ‘alat’ untuk mengintervensi pemerintahan negara lain.
Dengan kata lain pula, bantuan yang selama ini diberikan boleh dianggap sebagai upah atau imbalan bagi mereka yang memberikan pelayanan bagi AS.
Di Indonesia pun, kata Hasbi mengungkapkan, USAID selama ini sangat aktif di berbagai bidang urusan masyarakat. Tak ayal hal ini berdampak baik bagi AS, sebab pandangan masyarakat menjadi positif terhadap eksistensi AS dengan berbagai kerjasamanya di Indonesia.
Namun demikian, kendati USAID ditangguhkan sementara waktu, sebagaimana dikabarkan, AS masih memiliki banyak cara untuk meraih tujuan politiknya. Sebutlah melalui berbagai kerja sama antar kementerian atau kedubes-kedubes AS di luar negeri.
Pada Senin (3/2), kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) Elon Musk mengumumkan bahwa USAID akan ditutup.
Keputusan itu diambil seiring dengan upaya AS membekukan semua bantuan luar negeri selama tiga bulan. Trump membekukan bantuan luar negeri karena merasa industri tersebut tidak sejalan dengan kepentingan AS “dan dalam banyak kasus antitesis dengan nilai-nilai Amerika.”
Di saat yang sama, AS sedang mempertimbangkan untuk menggabungkan lembaga kemanusiaan utama Washington tersebut kembali ke dalam Departemen Luar Negeri dalam perombakan besar yang akan mengecilkan tenaga kerjanya dan menyelaraskan pengeluarannya dengan kebijakan “America First”-nya Trump.
Sekilas Tentang USAID
Sejarah USAID bermula dari masa pemerintahan Presiden John F. Kennedy yang mendirikan lembaga tersebut pada puncak Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet.
Presiden Amerika Serikat ke-35 itu menginginkan cara yang lebih efisien untuk menangkal pengaruh Soviet di luar negeri melalui bantuan asing dan menganggap Departemen Luar Negeri terlalu birokratis dalam melakukannya.
Pembentukan USAID kemudian disahkan Kongres melalui Foreign Assistance Act, dan Kennedy mendirikannya sebagai lembaga independen pada tahun 1961. USAID sendiri bertahan bahkan setelah Uni Soviet bubar pada tahun 1991.
Saat ini, pendukung USAID berargumen bahwa bantuan AS di berbagai negara bertujuan untuk menangkal pengaruh Rusia dan Cina.
Pasalnya, Cina memiliki program bantuan asingnya sendiri, yaitu Belt and Road Initiative, yang beroperasi di banyak negara yang juga menjadi mitra AS.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat