Pakar Sebut Indonesia Bisa ‘Pukul’ AS-Cina, Jika …

Mediaumat.id  – Di tengah sengitnya persaingan politik dan ekonomi di antara Amerika Serikat (AS)-Cina, Pakar Ekonomi Syariah Dr. Arim Nasim menyampaikan, negeri ini sebenarnya bisa ‘memukul’ kedua negara dimaksud. “Indonesia bisa memukul Amerika dan Cina,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Rabu (12/7/2023).

Jikalau, sambungnya, penduduk berikut pemimpin negeri ini mencampakkan sistem sekuler demokrasi kapitalis dan seketika menggantinya dengan Islam. Dengan kata lain, negeri dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia ini mau menerapkan sistem Islam secara kaffah baik di bidang politik, ekonomi, dsb.

Hal ini ia sampaikan untuk merespons sikap dua negara besar, AS dan Cina yang tengah bersaing dalam hal kebijakan masing-masing negara tentang pembatasan ekspor seputar galium dan germanium, di tengah kebijakan larangan ekspor bijih nikel oleh pemerintah Indonesia.

Sebelumnya, kata Arim, kebijakan pembatasan ekspor kedua logam yang bakal diberlakukan mulai 1 Agustus 2023 tersebut, sebenarnya bentuk balasan dari Cina karena AS lebih dahulu melarang ekspor peralatan pembuatan sirkuit terpadu (cip) ke Cina.

Alasannya, AS yang juga mengajak Belanda khawatir teknologi mereka digunakan oleh para pembuat cip di Cina untuk memperkuat militer negeri Tirai Bambu tersebut.

Untuk diketahui, galium dan germanium dibutuhkan untuk berbagai produk termasuk cip komputer dan panel surya. Keduanya masuk dalam daftar bahan mentah yang dianggap penting bagi ekonomi Uni Eropa.

Bahkan menurut Survei Geologi AS, Cina merupakan negara produsen galium terbesar di dunia. Tak cuma itu, Cina juga menjadi negara pengekspor germanium global terbesar.

Sehingga, Arim pun melihat sikap geram yang ditunjukkan Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, di sebuah pertemuan dengan sejumlah pebisnis yang dihelat Kamar Dagang Amerika di Beijing, Cina, awal Juli ini, bukan karena AS terpukul dengan sikap Cina. Tetapi ini menunjukkan siapa yang lebih kuat, baik dari sisi ekonomi maupun politik.

Lantas secara Indonesia, lanjut Arim sebagaimana ia sampaikan sebelumnya, negeri ini masih berada di bawah kendali kedua negara besar tersebut. “Indonesia kan faktanya hari ini, terutama secara ekonomi berada di bawah kendali Amerika dan Cina,” ujarnya.

Tengoklah betapa AS sudah sangat lama menguasai pertambangan emas, perak, juga migas. Pada saat yang sama, Cina pun mulai menjarah sumber daya alam di Indonesia secara masif, di antaranya nikel.

Sehingga, ia menyebut wajar ketika larangan ekspor bijih nikel oleh pemerintah Indonesia diberlakukan, terkesan kuat kebijakan ini merupakan perpanjangan kepentingan Cina.

Artinya, selama Indonesia masih mengadopsi sistem sekuler demokrasi berikut sistem ekonomi yang kapitalis, justru akan semakin terjajah secara ekonomi maupun politik.

Artinya pula, jangankan ‘memukul’, sekadar keluar dari cengkeraman kedua negara tersebut pun tak akan bisa. “Inilah fakta yang kita saksikan hari ini, persaingan politik dan ekonomi di Indonesia saat ini diramaikan oleh agen Amerika dan agen Cina,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: