Pakar Fikih Kontemporer: Fikih Macam Apa yang Dapat Dibangun Berdasar Piagam PBB?

Mediaumat.id – Rekomendasi yang menyebut Piagam PBB bisa menjadi dasar paling kokoh untuk mengembangkan fikih baru guna menegakkan masa depan peradaban manusia yang damai dan harmonis, mendapat catatan kritis dari Pakar Fikih Kontemporer sekaligus Founder Institut Muamalah Indonesia KH Muhammad Shiddiq al-Jawi.

“Fikih peradaban macam apa yang akan dapat dibangun atas dasar dukungan kepada PBB dan piagamnya jika PBB adalah lembaga yang terbukti tidak berfaedah, lemah dan gagal dalam menghentikan perang?” ujarnya dalam Kajian Fikih: Piagam PBB Jadi Sumber Hukum Islam, Emang Boleh? di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Jumat (10/2/2023).

Dengan kata lain, Piagam PBB yang bakal dijadikan sumber hukum Islam, secara empiris atau berdasarkan fakta yang bisa diindra, tertolak.

Pasalnya, organisasi internasional antar bangsa tersebut telah gagal mewujudkan perdamaian dan mencegah terjadinya peperangan.

Terlebih, dalam menyelesaikan berbagai konflik termasuk perang di berbagai kawasan di dunia, kata Kiai Shiddiq, PBB sebenarnya lembaga yang impoten, gagal, dan unfaedah (tidak berfaedah).

Terbukti, perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak setahun lalu tak tampak tanda-tanda akan berhenti hingga sekarang. “Apa peran PBB yang signifikan, yang bisa menghentikan perang? Tidak ada,” cetusnya.

Maknanya, PBB yang digadang-gadang memiliki misi mewujudkan perdamaian, harmonisasi dunia, dsb., buktinya justru tidak terlaksana. “Ini buktinya itu zonk (kosong), buktinya itu tidak ada, itu hanya omong kosong aja, itu dusta, tidak ada buktinya,” singgungnya.

Ditambah, penilaian kritis justru datang dari situs CNN, misalnya, yang memandang PBB adalah lembaga yang lemah dan tidak bisa berbuat lebih banyak dalam upaya menghentikan Perang Rusia-Ukraina

Berikutnya penilaian kritis juga dilontarkan oleh Institute for Justice and Reconciliation (IJR) yang menyebut Dewan Keamanan PBB gagal melakukan mediasi untuk mencegah perang antara Ukraina dan Rusia. “Itu gagal, failure,” tukasnya, mengutip dari www.ijr.org.za

Sedangkan penilaian kritis PBB sebagai lembaga unfaedah termaktub di situs warontherocks.com di tahun 2022. “PBB adalah lembaga unfaedah, useless, tidak ada gunanya, dalam perang Ukraina dan Rusia sejak Februari 2022 hingga Februari 2023 saat ini,” ulasnya.

Bahkan setahun pasca terbentuknya organisasi internasional antar bangsa tersebut, kelompok sosialis di AS juga memberi penilaian kritis dengan menyebut PBB adalah alat Amerika Serikat. “UNO (United Nations Organization) is U.S. tool,” ucapnya, mengutip satu judul pemberitaan pada tahun 1946.

Lantaran itu, kembali Kiai Shiddiq heran dengan pernyataan Piagam PBB yang akan dijadikan dasar membangun fikih peradaban manusia. “Bagaimana mungkin umat Islam menjadikan PBB berikut piagamnya sebagai dasar membangun fikih peradaban yang baru?” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

View Comments (1)