Pakar Ekonomi: Resesi Global 2023 Sebuah Keniscayaan

Mediaumat.id – Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memprediksi akan terjadi resesi global pada 2023, dinilai Pakar Ekonomi Dr. Arim Nasim sebagai sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.

“Itu adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Rabu (5/10/2022).

Menurutnya, resesi global ini akibat sistem kapitalisme yang diterapkan di seluruh negara. “Ketika sistem ekonomi kapitalis digunakan oleh sebuah negara atau secara global seperti sekarang ini maka akan terjadi krisis baik dalam skala nasional maupun global,” tegasnya.

Arim menegaskan, resesi adalah bagian dari siklus yang ada dalam sistem ekonomi kapitalis. “Akar masalah yang menyebabkan krisis tahunan baik secara lokal maupun global adalah penerapan sistem kapitalis. Sementara Perang Rusia-Ukraina hanyalah sebagai pemicunya saja,” tandasnya.

Menurutnya, ada empat faktor utama yang mendasari mengapa sistem kapitalisme bisa menyebabkan resesi global.

Pertama, riba sebagai pondasi ekonomi. “Turunan dari hal ini adalah pembangunan berbasis utang ribawi. Akibatnya, terjadi fenomena bubble ekonomi sehingga sektor riil tidak berjalan normal,” ungkapnya.

Kedua, pasar modal dan kurang berkembangnya sistem ekonomi riil. “Akibatnya muncul kesenjangan antara sektor riil dan non riil. Sebagai contoh, transaksi di Amerika pasar uang US$1,5 triliun dolar per hari (US$45 triliun dolar per bulan), sedangkan sektor riil hanya US$ 6 triliun dolar per bulan,” terangnya.

Ketiga, sistem moneter yang tidak berbasis emas dan perak. “Ada dua dampak yakni pertama, munculnya mata uang kuat dan lemah, dan kedua, dominasi folar dan mata uang kuat lainnya,” jelasnya.

Keempat, privatisasi atau liberalisasi sumber daya alam. Monopoli sumber daya alam yang merupakan kebutuhan hidup hajat orang banyak hanya dikuasai segelintir orang. “Di Amerika, kita mendengar ada aksi Occupy Wall Street (menduduki Wall Street). Mereka mengatakan bahwa sistem ekonomi hanya menyejahterakan 1 persen orang,” bebernya.

Arim menilai, untuk menghilangkan akar masalah tersebut diperlukan penerapan sistem ekonomi Islam secara kaffah.

“Solusinya, menghilangkan akar masalah terjadinya krisis yakni dengan menerapkan sistem ekonomi Islam secara kaffah, bukan sistem ekonomi secara parsial hanya di bidang keuangan. Penerapan Sistem Ekonomi Islam secara kaffah membutuhkan institusi politik yang sejalan dengan sistem ekonomi Islam yaitu institusi politik yang berlandaskan syariah,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: