Mediaumat.id – Menanggapi Pernyataan Dirut PLN terkait over supply listrik sebesar 5 GW, Koordinator Invest Ahmad Daryoko menilai, Dirut PLN tidak perlu pusing karena fungsi PLN saat ini cuma sebagai EO (event organizer) kelistrikan negara.
“Kalau mau jujur, sebenarnya Dirut PLN tidak perlu pusing karena fungsi PLN saat ini cuma sebagai EO (event organizer) kelistrikan negara. Berapa pun kerugian operasional kelistrikan akan ditanggung oleh negara,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Ahad (27/2/2022).
Menurutnya, secara riil peralatan yang dipakai PLN guna mengadakan hajat kelistrikan tiap hari itu pembangkit-pembangkitnya milik Shenhua, Huadian, Chengda, Marubeni, GE, Siemens, dan lain-lain.
Sedang jaringan retail dimiliki group Dahlan Iskan, Tommy Winata, James Riady, dan seterusnya. “PLN hanya transmisi dan distribusi itu pun sudah di sewa oleh kartel listrik swasta itu mulai Mei 2020,” ujarnya.
Daryoko mengatakan, kalau pemerintah menyubsidi PLN ratusan triliun bahkan ada utang sampai Rp450 triliun, itu semua PLN tinggal mencatat dan bikin laporan keuangan (LK) saja. “Yang penting Dirut PLN harus siap ikuti maunya pemerintah,” ungkapnya.
Bagi Daryoko, untuk kelistrikan ini diindikasikan hoaks parah, makanya ditengarai Zulkifli Zaini (mantan Dirut) tidak kuat disuruh berbuat bohong dan akhirnya mengundurkan diri. “Sehingga syarat utama menjadi Dirut PLN itu harus ‘tabah’ untuk berbohong. Dan yang paling cocok sebenarnya oknum-oknum seperti DI itu,” tambahnya.
Ia menilai, kelistrikan ini sebenarnya bersifat infrastruktur (public good) yang dibutuhkan oleh seluruh rakyat baik yang kaya maupun kurang mampu. “Kalau saat ini berubah menjadi komoditas komersial (commercial good) itu akibat keserakahan para pejabat/mantan yang bervisi peng-peng (penguasa-pengusaha) seperti Dahlan Iskan, JK, Luhut BP, Erick Tohir,” pungkasnya.[] Willy Waliah