Otoritas Anti Rakyat Palestina Menangkap Para Tokoh Terkemuka yang Vokal Berbicara Kebenaran, Seperti Halnya Menangkap Para Mujahid
Otoritas terus membuktikan bahwa ia musuh rakyat Palestina melalui kejahatannya yang terus-menerus dilakukannya, yang terbaru namun bukanlah yang terakhir adalah pembunuhan dan penangkapan para Mujahid di Nablus, bahkan Otoritas ini merupakan alat lunak yang menjadi mainan pendudukan dan penjajah.
Selama lebih dari 12 hari, Dinas Keamanan Pencegahan, Preventive Security Service (PSS) di Ramallah telah menangkap tokoh dan pengemban dakwah terkenal dari Beit Sira, Sheikh Muhammad Samour (Abu Taqi). Penangkapan ini tidak punya delik sedikit pun selain karena dia vokal menyuarakan kebenaran, membela kehormatan kaum Muslim dan anak-anak mereka, serta menyerukan kepada masyarakat untuk berdiri melawan dan menentang setiap rencana penjajah yang bertujuan untuk menghancurkan kehendak umat, serta membungkam setiap jiwa yang bebas, mulia dan mukhlis di tanah yang diberkati ini, agar Yahudi dapat menjalankan rencana-rencananya, mendirikan pemukimannya, dan membagi Al-Aqsha, bahkan menghancurkannya jika mereka mampu.
Otoritas tidak memperhitungkan usia Syekh Muhammad Samour, yang usianya sudah lebih dari enam puluh tiga tahun, atau kondisi kesehatannya. Otoritas tidak memilik kepedulian sama sekali dalam melakukan penindasan yang keji dan zalim ini, sama seperti halnya ketika menangkap para Mujahid, bahkan Otoritas tidak segan membunuh para pengunjuk rasa dengan darah dingin. Sayangnya Otoritasnya ini “hanya jago di kandang, sedang di hadapan musuh tak lebih dari seorang pecundang”.
Kami menuntut Otoritas untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan Syekh Muhammad Samour. Kami juga menyerukan untuk segera membebaskan dia, dan setiap tahanan politik yang dipenjara. Hendaklah Otoritas mengentikan setiap kejahatan terhadap rakyat di tanah yang diberkati ini, bahwa berlaku adil kepada mereka itu lebih baik jika otoritas masih berakal. Sungguh, tanah ini tidak akan sejahtera dengan kezaliman. Justru, tidak lama lagi, tentara kaum Muslim akan memasuki tanah yang diberkati ini untuk membebaskannya dengan terus mengumandangkan suara takbir. Pada saat itu, permintaan maaf orang-orang yang zalim itu tidak lagi berguna dan tidak ada lagi ada manfaatnya, sebab umat akan meminta pertanggungjawabannya, sedang di akhirat hukuman atas kezalimannya semakin pedih dan menghinakannya. []
Sumber: pal-tahrir.info, 20/9/2022.