Mantan penyanyi rock era 80-an Harry Moekti turut berbaur bersama para peserta aksi tolak Perppu Ormas di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/10).
Harry yang kini beralih menjadi pendakwah itu terpantau menaiki mobil komando yang terparkir di depan gedung DPR lalu melakukan orasi dihadapan ratusan peserta aksi yang datang.
Dalam orasinya, ia menuding terbitnya Perppu Ormas oleh pemerintah berkaitan langsung dengan kekalahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI Jakarta.
Pasangan Ahok-Djarot kalah dari Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI. Gelombang demonstrasi dari umat Islam juga sempat mewarnai perhelatan politik lima tahunan itu.
Massa yang menamakan diri Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI, saat itu, menuntut Ahok dipenjarakan karena dituduh telah menghina Islam.
Harry menilai umat Islam pada saat itu hanya berpartisipasi menyuarakan ketidakpuasannya terhadap Ahok.
“Ini gara-gara ahok kalah, jadi keluar Perppu, kita malah yang kena,” lantangnya.
Harry juga menilai sistem khilafah justru bisa mensejahterakan masyarakat miskin dibandikan sistem kapitalis di Indonesia yang ia sebut telah merugikan masyarakat miskin.
“Khilafah itu mensejahterakan, mengayomi minoritas,” ucapnya kemudian disambut oleh peserta aksi dengan teriakan “Khilafah khilafah Khilafah”.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pukul 14.00 WIB, perwakilan massa aksi masih berorasi di depan Gedung DPR/MPR.
Lalu lintas di Jalan Gatot Subroto mengarah ke Slipi terpantau padat. Di depan lokasi aksi, lalu lintas kendaraan hanya bisa melewati jalur busway.
Sementara di dalam ruang rapat paripurna DPR, pembahasan Perppu Ormas berjalan alot. Tiga fraksi yakni PAN, Gerindra, dan PKS bersikukuh menolak perppu. Mereka menilai produk hukum tersebut mengekang kebebasan berpendapat dan berserikat.
Sekitar pukul 14.00 WIB, paripurna akhirnya diskors selama tiga puluh menit untuk memberi ruang lobi antarfraksi.
“Kita telah mendengar seluruh pandangan. Ada yang menyetujui dan menolak. Untuk itu kami menawarkan ada suatu forum lobi,” ujar Wakil Ketua DPR Fadli Zon selaku pimpinan sidang di ruang paripurna DPR, Jakarta, Selasa (24/10).
Hampir seluruh fraksi menyatakan sepakat dilakukan lobi di luar ruang sidang paripurna.
“Setuju ya kita lobi untuk sekitar 15 atau 30 menit sekaligus nanti bagaimana kita mengambil keputusan,” ujar Fadli seraya mengetuk palu sidang. []
Sumber: cnnindonesia.com