OPM Instruksikan Perang Papua Terus Berlanjut, Pengamat: Perlu Penanganan Serius
Mediaumat.id – Terkait pernyataan Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom yang menyatakan ada instruksi perang di tanah Papua terus berlanjut, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menyatakan perlu penanganan serius dari pemerintah.
“Dalam pikiran OPM, Papua harus merdeka dari Indonesia, dan ini bisa dilakukan dengan segala cara, baik dengan negosiasi damai, tekanan internasional, bahkan peperangan. Ini menunjukkan bahwa mereka memang sedari niatan sudah seperti itu, sehingga perlu penanganan yang serius, tegas dan terukur dari pemerintah Indonesia,” ungkapnya kepada Mediaumat.id, Rabu (3/2/2022).
Karena, keinginan melepaskan diri dari Indonesia dengan berbagai alasannya, adalah kondisi yang sedari lama muncul dari TPNPB OPM. “Mereka hanya menunggu situasi yang sesuai dengan skenario yang mereka lakukan di tanah Papua,” tuturnya.
Sayangnya, kata Budi, pemerintah sepertinya terlihat hati-hati dalam menangani masalah Papua ini. Mengombinasikan antara pendekatan keamanan dengan pendekatan non keamanan, seperti pembangunan, ekonomi, sosiologis dan semacamnya.
“Namun dari berlarutnya persoalan Papua ini, sepertinya apa yang sudah dilakukan belum menyentuh substansi permasalahan. Bagaimana meyakinkan bahwa Papua adalah bagian yang tidak terpisah dari Indonesia? Bagaimana meyakinkan bahwa tidak ada ketidakadilan di tanah Papua?” ujarnya.
Sehingga, lanjutnya, dengan berlarut semacam ini, ketika timbul korban dari aparat dan tidak ada tindakan yang terukur yang nyata dari pemerintah, maka kesan lembek pun muncul. Seolah tidak berdaya menghadapi OPM dengan berlindung kepada kehati-hatian dalam menanganinya.
“Inilah situasi dilematis yang kemudian dimanfaatkan OPM untuk menguatkan posisi tawarnya terhadap Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyesalkan sikap KSAD Dudung yang tampak sangar kepada ajaran Islam tetapi malah menganggap saudara kepada teroris KKB. “Ketika ada informasi yang tidak clear dalam penanganan Papua ini, kemudian dibandingkan dengan perlakuan terhadap peristiwa lain, maka wajar ada kesan bahwa apa yang dilakukan aparat terkesan tidak adil, tebang pilih, dan semacamnya,” sesalnya.
Bila hal ini dibiarkan dan terakumulatif, lanjut Budi, maka khawatirnya adalah menimbulkan ketidakpuasan dari pihak lain yang senantiasa diminta untuk toleran, memaklumi dan semacamnya. “Justru ini menjadi potensi disintegrasi yang lain, bila terus dibiarkan,” prediksinya.
Solusi Islam
Budi menuturkan, Islam adalah agama persatuan. Islam melarang adanya perpecahan di dunia Islam. Islam juga akan memperlakukan warga negaranya dengan posisi yang sama, tidak ada pembedaan berdasarkan suku, ras dan semacamnya.
“Papua adalah bagian dari negeri Muslim, tidak semestinya Papua terlepas dari negeri Muslim, terlebih lepasnya ini demi kepentingan asing yang ingin melemahkan dunia Islam sehingga bisa dengan leluasa menguasai dan mengeruk kekayaan alamnya,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it