Mediaumat.info – Terkait keinginan Indonesia untuk segera menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OCD) yang merupakan salah satu strategi untuk mewujudkan target pembangunan yang ada di dalam Visi Indonesia Emas 2045, dipandang oleh Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana sebagai nafas kapitalisme dan melupakan nilai Islam.
“OCD dan visi Indonesia emas 2045 adalah nafas kapitalisme yang hanya mengagungkan pertumbuhan ekonomi dan melupakan syariah Islam, melupakan nilai-nilai Islam,” ujarnya dalam rilis vidio TikTok yang diterima media-umat.info, Selasa (17/9/2024).
Menurut Agung, OCD yang merupakan perkumpulan negara kaya beranggotakan 38 negara yang memiliki ekonomi dengan penghasilan tinggi itu memberikan syarat dan standar yang cukup berat bagi Indonesia kalau ingin menjadi anggotanya.
Pertama, Israel sebagai salah satu anggota OCD mensyaratkan pengakuan dari Indonesia sebagai syarat utama dalam proses aksesi keanggotaan OCD. Meskipun Israel tidak secara langsung memblokade keanggotaan Indonesia, persyaratan tersebut akan menjadi hambatan yang substansial.
Kedua, OCD ini menempatkan prinsip inklusi keterbukaan kepada kelompok LGBT sebagai nilai penting, karena menurut OCD prinsip inklusi pada LGBT ini adalah bentuk pengakuan pada hak asasi manusia yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sehingga Agung melihat, kalau Prabowo sebagai presiden terpilih juga mendorong agar Indonesia secepatnya menjadi anggota OCD dan menargetkan keanggotaan penuh OCD dalam tiga tahun ke depan, maka hari-hari ke depan akan ada masifitas upaya baik terbuka maupun diam-diam untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dan masifitas upaya baik terbuka ataupun diam-diam untuk membuat arah kebijakan menuju pengakuan legal pada kelompok LGBT.
Oleh karena itu ia setuju dengan pandangan KH Muhyiddin Junaidi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, bahwa kunjungan Paus ke Indonesia beberapa waktu yang lalu diduga memiliki agenda terselubung yang salah satunya terkait kampanye LGBT, dan hal ini tentu bagian dari mendekatkan Indonesia pada prinsip nilai dari OCD yang inklusi pada LGBT.
Padahal, kata Agung, dalam pandangan Islam persoalan Israel dan LGBT jelas hukumnya. Israel adalah penjajah sekaligus musuh Allah SWT. Sehingga menormalisasi hubungan dengan Israel baik secara terbuka atau diam-diam hukumnya haram. Sedangkan LGBT dalam pandangan Islam adalah penyimpangan yang harus diluruskan dan diobati bukan malah diakui.
“Indonesia harus memilih jalan lain untuk menjadi maju. Bukan jalan kapitalisme, bukan jalan liberalisme, tetapi jalan Islam yang diridhai Allah SWT dan telah menjadi nilai-nilai terdalam dari negeri ini. Untuk menuju Indonesia yang maju dan berkah dengan Islam,” pungkasnya. [] Agung Sumartono
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat