Nyari Kerjaan Susah Ya Dulur… So, Sudah Daftar CPNS-Kah Anda?
Oleh: Ahmad Rizal (Indonesia Justice Monitor)
Sampai penutupan pendaftaran CPNS, totalnya ada 4.436.694 akun yang terdaftar. Namun dari jumlah tersebut, hanya 3.627.981 yang melengkapi dokumen persyaratan. Artinya ada 808.713 akun pelamar yang gagal melengkapi dokumen. “Dari 4,4 juta itu, yang sudah submit 3.627.981 orang. Ini yang akan terus ke tahap selanjutnya untuk diverifikasi,” paparnya. (https://finance.detik.com/lowongan-kerja/d-4259071/total-pelamar-cpns-tahun-ini-capai-36-juta-orang)
Catatan IJM
- Rakyat Indonesia tipe pekerja keras. Mereka nggak mau nganggur. Mereka butuh makan dan tempat tinggal layak. Dalam sistem ekonomi kapitalistik dan sistem upah murah problem besar banyak sekali terjadi. Termasuk masalah pengangguran.
- Slogan ‘Ayo Kerja’ pernah digaungkan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya, tentu rakyat yang belum kerja atau menganngur bias dapat kemudahan dalam lapangan pekerjaan. Namun persoalannya di manakah letak lowongan kerja itu.
- Fenomena besarnya jumlah pelamar CPNS di tahun ini menunjukkan fakta minimnya lapangan kerja, dan itu menjadi masalah bagi Indonesia untuk bisa memanfaatkan bonus demografi. Minimnya lapangan kerja membuat banyak masyarakat usia muda yang menjadi pengangguran, sehingga bonus demografi malah menjadi beban. Adapun puncak bonus demografi Indonesia diperkirakan terjadi di 2034. Apakah Indonesia bisa keluar jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap?
- Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, kenaikan BBM berpotensi menambah pengangguran. Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada.
- Selain itu problem pengembangan sektor ekonomi non-real. dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.
- Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997.
- Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan.
- Banyaknya tenaga kerja wanita. Jumlah wanita pekerja pada tahun 1998 ada sekitar 39,2 juta. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini mengakibatkan persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis, untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan adalah wanita karena mereka mudah diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk dalam masalah gaji. Kondisi ini mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak laki-laki.[]