Normalisasi Hubungan dengan Israel Bukanlah untuk Palestina

 Normalisasi Hubungan dengan Israel Bukanlah untuk Palestina

Mediaumat.news – Normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel yang telah ditandatangani Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain dinilai Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana bukanlah perjanjian yang menguntungkan Palestina. “Tidak ada kemajuan berarti bagi Palestina yang wilayahnya diambil alih oleh bangsa Yahudi yang kemudian mendirikan negara Israel,” ungkapnya kepada Mediaumat.news, Kamis (17/9/2020).  

Menurutnya, yang ada adalah, Israel semakin kuat posisinya sebagai negara yang diakui negara-negara lain di dunia. Tidak hanya negara-negara Barat yang selama ini menyokongnya.

“Namun kini, perlahan, negara-negara Arab pun meninggalkan bangsa Palestina dengan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel,” tegas Budi.

Secara hukum internasional, memang seakan tidak ada solusi kecuali dengan mengakui eksistensi negara Israel, karena sudah memenuhi syarat Konvensi Montevideo 1933. Maka tekanan dunia internasional yang pro Palestina, setidaknya menuntut solusi dua negara.

“Yakni pengakuan yang sama terhadap Palestina untuk menjadi negara merdeka. Dan ini dianggap sebagai solusi moderat untuk menyelesaikan konflik Palestina,” jelas Budi.

Namun dalam perspektif Islam, tentunya tidak demikian. Pendirian negara Israel adalah rekayasa Barat bersama bangsa Yahudi yang mengabaikan hukum-hukum syariat terkait dengan kepemilikan tanah di wilayah Palestina. Jelas ini adalah penjajahan.

“Sehingga, yang harus ditegakkan adalah perlindungan Islam terhadap bangsa Palestina,” kata Budi.

Namun hal ini hanya bisa terwujud bila ada negara Islam yang benar-benar menegakkan hukum tersebut.  “Sebagaimana dulu Khilafah Turki Utsmani dengan tegas menolak upaya pendirian negara Yahudi di tanah Palestina,” pungkas Budi.[] Fatih Solahuddin

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *