Newsnow: Pesan yang Sia-sia

Inggris bersiap-siap untuk mengadakan pemilu, dan ada frustrasi yang tumbuh di kalangan komunitas Muslim di Inggris mengenai dukungan negara itu atas serangan brutal dan kejam entitas Zionis terhadap rakyat Palestina. Banyak pemilih Muslim merasa dikecewakan oleh dukungan langsung Partai Buruh terhadap operasi militer “Israel” di Gaza, yang telah mengakibatkan kematian dan cedera lebih dari 100.000 warga sipil dan kehancuran yang meluas. Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer menyatakan pada satu saat bahwa “Israel” punya “hak” untuk memotong pasokan listrik dan air kepada jutaan warga Palestina di Gaza. Pernyataan ini memicu kemarahan di komunitas Muslim di Inggris, dan setelah berhari-hari berusaha mengabaikan reaksi terhadap pernyataannya, Starmer mundur, dengan mengatakan, “Saya tidak mengatakan bahwa Israel punya hak untuk memotong air, makanan, bahan bakar atau obat-obatan.”

Setelah empat bulan berlalu dari pembantaian yang terus-menerus, pembunuhan massal, dan penindasan yang tak terlukiskan di pihak entitas Zionis, partai tersebut telah mengubah pendiriannya terhadap perang di Gaza. Setelah pengunduran diri puluhan tokoh senior Partai Buruh dan para tokoh bayangan, di samping mundurnya hampir 70 anggota parlemen Partai Buruh yang menentang kebijakan partai untuk menyerukan gencatan senjata, partai tersebut akhirnya mengikutinya dan secara keseluruhan mengubah pendiriannya. Menurut Middle East Eye, “Analisis yang diterbitkan pekan lalu menemukan bahwa Partai Buruh kehilangan sepertiga dari pangsa suaranya di wilayah-wilayah dengan mayoritas Muslim selama pemilu lokal baru-baru ini.”

Selain temuan ini, beberapa kandidat yang anti-perang dan telah menentang sikap Inggris di Gaza memenangkan kursi di parlemen dalam pemilu lokal baru-baru ini. Hal ini telah memberi harapan kepada komunitas Muslim yang frustrasi, hingga mendorong seruan untuk memobilisasi “suara Muslim” dan mengeluarkan tuntutan kepada kepemimpinan Partai Buruh untuk mendapatkan kembali kepercayaan di antara blok pemungutan suara yang signifikan ini. Tujuan yang dinyatakan adalah untuk “menghidupkan kembali semangat demokrasi … saat orang merasa mereka memiliki alternatif di luar sistem dua partai.”

Saudara dan saudari, tujuan podcast hari ini adalah untuk membuka mata dan hati para pendengar kita terhadap satu-satunya solusi yang akan menyelamatkan kaum perempuan, anak-anak, dan keluarga kita di Gaza dan di seluruh dunia dari penindasan yang diabaikan sebagian besar oleh kekuatan dunia: Sistem Islam. Meskipun ada orang-orang yang telah terpilih untuk duduk di parlemen dengan maksud untuk mengangkat suara mereka melawan kejahatan kejam yang dilakukan oleh entitas Zionis selama 8 bulan terakhir, kita harus ingat bahwa itu adalah sistem yang mereka duduki yang secara inheren tidak akan pernah membiarkan mereka menjadi sukses. Inggris tanpa malu-malu mendukung genosida Palestina karena pada dasarnya untuk beroperasi pada kepentingan ekonomi dan politik pertama dan terutama. Sistem seperti itu dibangun di dengan menempatkan nilai dalam keuntungan modal melalui perdagangan senjata yang tidak akan menerapkan langkah-langkah untuk menghentikan entitas Zionis pembunuh yang menggunakan senjata-senjata itu untuk memenggal kepala anak-anak penduduk sipil yang tidak bersalah. Sebuah sistem dengan sejarah yang kaya akan eksploitasi, penyiksaan, dan pelecehan terhadap orang-orang asing bagi mereka yang tidak akan pernah mengambil tindakan terhadap entitas Zionis yang mencari contoh seperti genosida dan kolonialisme. Sementara niat para anggota parlemen yang baru terpilih yang berusaha untuk mengadvokasi rakyat Palestina adalah baik, namun tangan mereka dibelenggu oleh sistem yang sebenarnya haram dan memiliki jaringan tipu muslihat, korupsi dan kompromi bagi umat Islam.

Sistem Islam bukanlah sistem yang didasarkan pada demokrasi, yang merupakan front yang digunakan oleh mereka yang berkuasa untuk mengendalikan hasil-hasil politik yang menguntungkan mereka, melainkan Alquran dan Sunnah, suatu keyakinan yang diturunkan oleh Rabb dan Pencipta kita, Allah (Swt). Pencipta kita telah menurunkan Islam kepada kita untuk tidak hanya membimbing kita dalam menumbuhkan karakter yang baik, membesarkan keluarga yang saleh, dan membuat kebiasaan yang baik, namuni juga mengatur urusan kehidupan kita. Dia-lah yang paling mengenal kita, luar dan dalam, yang telah memerintahkan kita untuk mematuhi hukum-hukum-Nya (Swt) bersama Sunnah Rasul (Saw) secara sistemik sebagai pemerintahan, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengingatkan umat kita tentang kewajiban kita untuk membangun kembali negara seperti itu. Daripada memompa kehidupan ke dalam sistem kufur yang dibangun di atas keserakahan dan penindasan melalui kampanye dan (pemungutan) suara, kita mengingatkan saudara-saudari kita untuk kembali ke keyakinan yang kita jalani untuk mendapatkan bimbingan. Kita harus bekerja menuju pendirian kembali Khilafah Rasyidah yang benar-benar akan membebaskan umat kita dari penyiksaan, pertumpahan darah, dan pembantaian terus menerus yang kita hadapi di Gaza. Seorang Muslim, yang hidupnya didasarkan pada ketundukan murni kepada Allah (Swt) dan hukum-hukum-Nya, tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari pemungutan suara yang diajukan di dalam sistem kufur. Kita harus mengingatkan diri kita untuk melihat ke arah penegakan kembali hukum Allah (Swt) secara menyeluruh dan total di Bumi sebagai sebuah negara, yang langkah kaki tentaranya akan mengukir jalan untuk menyelamatkan saudara-saudari kita yang menderita dan yang tangisannya La ilaha Illallah akan memperkuat kemenangan umat Islam. Alih-alih melanggengkan siklus kekecewaan dalam sistem yang secara konsisten gagal menegakkan keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan, periode menjelang pemilihan umum ini menghadirkan momen yang tepat untuk mengundang orang-orang kepada cara hidup alternatif – yang sejalan dengan ajaran Islam dan memprioritaskan prinsip-prinsip spiritual dan moral di atas keuntungan politik sementara.

Ummah Voice Podcast

Share artikel ini: