Negara Beradab Mestinya Junjung Tinggi Asas-Asas Kemanusiaan

Mediaumat.info – Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroky menyatakan negara yang beradab mestinya menjunjung tinggi asas-asas kemanusiaan.

“Negara yang beradab mestinya menjunjung tinggi asas-asas kemanusiaan,” ujarnya dalam acara Bincang Bersama Sahabat Wahyu: Menolong Pengungsi Rohingya & Palestina Kewajiban Konstitusi Vs Kitab Suci? di kanal YouTube Bincang Bersama Sahabat Wahyu, Kamis (21/12/2023).

Hal itu dinyatakannya untuk menyikapi pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut Indonesia berhak mengusir pengungsi Rohingya, sebab menurut konferensi PBB yang wajib memberikan perlindungan terhadap pengungsi adalah negara-negara yang menandatangani UNHCR, dan Indonesia tidak ikut menandatangani.

Menurut Wahyudi, terkait dengan pengungsi itu adalah persoalan kemanusiaan. Maka negara-negara yang mendapatkan kunjungan pengungsi tersebut selayaknya memperlakukannya sebagai manusia yaitu tidak boleh memperlakukannya dengan buruk.

Memperlakukan manusia, kata Wahyudi, tentu harus dengan menghargai harkat dan martabat. Dan sebagai manusia pada umumnya juga perlu makan, pendidikan, kesehatan, pengakuan dan seterusnya.

Wahyudi melihat, masalah pengungsi dan kemanusiaan ini dalam konteks Indonesia apabila dikaitkan dengan kitab suci dan konstitusi makan keduanya masuk.

Ia mengatakan, dalam konstitusi Indonesia itu amanatnya adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia, ikut menjaga perdamaian abadi, salah satunya dengan ikut mengurusi persoalan-persoalan pengungsi.

Sedangkan dalam kitab suci, Wahyudi menjelaskan, persoalan manusia itu menjadi lebih penting. Sebab Allah SWT menciptakan manusia itu sebaik-baik makhluk. Apalagi dalam hal ini etnis Rohingya itu sebagian besar Muslim dan Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia, maka sebagai sesama Muslim mempunyai kewajiban khusus untuk saling tolong-menolong.

“Jadi dua-duanya dapat, sesama Muslim kan sebagai saudara dalam konteks kitab suci,” pungkas Wahyudi.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: