Negara Bangsa: Perisai Bagi Kejahatan

Perang Dunia membuat kekacauan pada sistem Barat; imperium runtuh dan jumlah negara bangsa meningkat secara eksponensial. Kenaikan jumlah Negara bangsa ini dielu-elukan sebagai kemenangan bagi rakyat di seluruh dunia; kami tidak lagi bergantung pada belas kasihan kekuatan Eropa, tetapi akhirnya kami memiliki hak dan dapat memerintah sesuai dengan apa yang terbaik bagi kami. Negara-negara di Afrika, Asia, dan Timur Tengah dapat memilih para penguasanya sendiri. Jadi, jelas mereka memiliki kekuatan untuk lolos dari kekuasaan Barat.

Semua ini terjadi di abad ke-20. Bertahun-tahun sejak saat itu telah menunjukkan bahwa semua hal itu tidaklah benar. Kebangkitan negara bangsa tidaklah membantu kita- bahkan merugikan kita, dan itu menjadi perisai bagi sistem Barat. Negara bangsa menciptakan perpecahan dalam masyarakat di seluruh dunia, memperkuat ketegangan yang ditinggalkan oleh perpecahan kolonialis dan kebijakan hukum. Hal ini berdampak pada masyarakat, di seluruh dunia – baik Muslim maupun non-Muslim.

Hasilnya adalah kita hidup di dunia di mana orang secara naif percaya bahwa mereka terbebas dari kekuasaan Barat. Namun, realitas sistem politik pada saat ini, dan keputusan-keputusan yang muncul sebagai akibatnya, menunjukkan bahwa hal itu jauh dari kebenaran.

Kekuatan Muslim dalam Persatuan

Kekuatan terbesar Muslim selalu ada dalam persatuan mereka. Perbatasan Negara tidaklah memisahkan Umat Muslim. Kita bersatu dalam pikiran kami, keyakinan kita kepada Allah dan sumber daya kita sendiri.

Para penjajah menyerang pikiran kita dan mereka memecah belah kita dengan mengerat-erat Umat Muslim dengan batas-batas negara bangsa, menempatkan para penguasa yang terus menerus menahan kita dan mendorong untuk setia kepada nasionalisme di atas dan di luar kesetiaan dan tanggung jawab kita kepada Allah, hukum-Nya dan Umat Muslim. Mereka kemudian menaruh Islam di belakang, namun mengedepankannya dalam pidato dan kata-kata mereka jika hal itu cocok untuk mereka. Akibatnya, mereka tidak cepat menanggapi ancaman terhadap umat Islam dan ancaman terhadap Islam.

Contoh-contoh dari ancaman ini dan kenyataan yang kita hadapi sangatlah besar.

– Kekerasan yang saat ini sedang dihadapi oleh umat Islam di seluruh dunia, baik di zona perang seperti di Yaman dan Suriah, wilayah kekerasan etnis seperti di Myanmar dan China, atau negara-negara Barat dengan serangan anti-Muslim seperti yang kita lihat dalam serangan terhadap Muslimah di Prancis.

– Serangan terhadap Islam, dimana Prancis mendorong iklan dengan gambar yang menjijikkan terhadap Nabi (Saw).

– Kemudian keadaan umum Umat Muslim; dengan meningkatnya tingkat kemiskinan dan ketimpangan di seluruh dunia.

Dalam masing-masing contoh ini, batas-batas negara bangsa digunakan sebagai alasan kurangnya solusi atas masalah tersebut. Sistem internasional membatasi tanggapan suatu negara, dengan alasan untuk memastikan bahwa negara-negara di seluruh dunia dapat bekerja sama secara harmonis dan menghindari peperangan. Namun hal ini tidak dilakukan untuk kepentingan rakyat. Hal ini dilakukan untuk memastikan terpeliharanya sistem liberal yang menitikberatkan pada negara bangsa sebagai sumber kekuasaan.

Negara Islam tidaklah memiliki perbatasan – dan tujuan utamanya adalah melindungi Islam dan Umat Muslim.

Di bawah Negara Islam, yang tidak ada batas Negara – seluruh umat Muslim saling terhubung, dengan seorang Khalifah yang melindungi Islam dan Umat Muslim, memastikan terpenuhinya hak-hak mereka dan kebutuhan dasar mereka. Di bawah Khilafah, Anda akan memiliki:

– Baitul Maal, yang mengumpulkan dana dari seluruh wilayah Kekhalifahan dan mendistribusikannya kembali untuk memastikan bahwa setiap warga negara dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

– Tentara Muslim, yang akan menanggapi setiap ancaman terhadap Allah, Rasul-Nya atau Umat Muslim.

– Khalifah, yang akan mengikuti hukum Allah dan menghubungkan tentara di seluruh dunia di bawah satu negara, mengarahkan mereka untuk membela kehormatan warga Khilafah.

Untuk memastikan bahwa situasinya berubah, dimana kita tidak lagi melihat kekejaman terjadi setiap hari setiap kali menonton berita, kita perlu mengubah sistem. Perubahan ini berarti menghapuskan negara bangsa dan membangun kembali negara Islam dengan metode kenabian. Seperti yang kita lihat dari Hadits Nabi (Saw) yang terkenal, saat beliau menolak tawaran Quraisy untuk melanjutkan pemerintahan mereka di samping aturan Islam;

“Jika mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku dengan syarat agar aku meninggalkan dakwah ini, aku tidak akan meninggalkannya hingga aku menang, atau aku binasa.”

Jangan salah – para pelindung sistem liberal memahami hal ini, itulah sebabnya mereka terus menerus melancarkan serangan terhadap Islam. Membuat kaum Muslim dan non-Muslim takut akan kepada ‘Islam politik’. Mereka memahami bahwa jika negara Islam bangkit kembali, hal itu akan mengakhiri sistem yang ada saat ini. Mereka juga memahami bahwa negara Islam tidak hanya akan menerima dukungan dari umat Islam, tetapi juga akan mendapat dukungan dari non-Muslim, karena hanya hukum Allah yang benar-benar memastikan bahwa setiap warga Khilafah diperlakukan secara adil dan diberikan hak-hak dasarnya. Sejarah memiliki banyak contoh atas semua hal ini. Sekarang, sistem pendukung Barat takut jika sejarah akan terulang kembali setelah menghabiskan berabad-abad bekerja tanpa lelah untuk melawan Islam dan menghancurkan keyakinan orang-orang di dalamnya.

“Bani Israel dipimpin oleh para Nabi mereka. Setiap kali seorang Nabi wafat, Nabi lain menggantikannya. Tidak akan ada Nabi setelah aku. Namun akan ada Khulafaa’ dan mereka akan berjumlah banyak. ” Mereka bertanya: “Kalau begitu, apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau bersabda: Penuhilah baiat kepada mereka, karena sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang mereka urus.” (Sahih Bukhari # 3455)

Ditulis untuk Kantor Media Pusat oleh Hizb ut Tahrir oleh Fatima Musab
Anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir

Share artikel ini: