Nasionalisme: Anak Panah yang Ditanam di Jantung Umat Islam

Setiap orang yang berjuang untuk membangkitkan umat Islam atas dasar Islam, seharusnya dari awal sudah menyadari bahwa nasionalisme adalah anak panah yang ditanam di jantung umat, sehingga untuk membangkitkan umat harus menghilangkan setiap pemikiran yang berkontribusi dalam kemerosotannya, termasuk apa yang disebut dengan gagasan nasionalisme Arab.

Isu-isu umat Islam, terlepas dari keragaman dan perbedaannya, apakah itu masalah kebangkitan, atau masalah kemerdekaan, kedaulatan dan pembebasan, atau masalah ekonomi dan sosial kemasyarakatan, semua hanya butuh sistem Islam dengan pendekatannya yang jelas, serta penyelesaiannya efektif dan tepat. Mengingat akidah Islam masih menjadi motif pertama yang menggerakkan generasi muda Muslim, dan ikatan Islam yang melibatkan seluruh generasi muda Muslim dan kekuatannya bersatu dalam menghadapi masalah umat, maka inilah alasan yang menjadikan umat tidak butuh pada nasionalisme Arab dan ide-ide sekulernya, serta model pemerintahannya, yang hanya membuat kehidupan rakyat semakin dihantui kesengsaraan, otoritarianisme, dan keterbelakangan.

Untuk itu, upaya menyatukan arus nasionalis dan Islamis, serta memadukan visi kaum nasionalis dan Islamis, seperti yang kadang-kadang terjadi, adalah upaya yang sia-sia dan tidak ada gunanya, bahwa adanya persinggungan pada beberapa masalah tidak berarti terjadi kesepakatan pendekatan atau kesatuan tujuan, namun itu justru membuat apa yang disebut (persilangan), yaitu titik konvergensi, yang tidak ada dalam kenyataan, kecuali konvergensi kepentingan yang diperlukan oleh kerja politik rezim yang berkuasa (alraiah.net, 13/7/2022).

Share artikel ini: