Nasehat Ulama Pada Multaqa Ulama Aswaja Se Bogor Raya, Tinggalkan Kapitalise-Demokrasi dan Komunisme, Kembali Kepada Syariat Islam

 Nasehat Ulama Pada Multaqa Ulama Aswaja Se Bogor Raya, Tinggalkan Kapitalise-Demokrasi dan Komunisme, Kembali Kepada Syariat Islam

25 Ramadhan/18 Mei , ratusan Ulama, kyai- asatidz, habaib mengikuti agenda akbar Multaqa Ulama Aswaja Bogor Raya. Acara yang digelar di tengah kondisi pandemic sehingga dilakukan secara online.

Melanjutkan kalam minal ulama selanjutnya, Shohibul fadhilah almukarram KH. Abdul Azis menyampaikan setiap musibah pasti ada hikmah contohnya, wabah ini, virus adalah makhluk ciptaan Allah Yang Maha Kuasa tak ada yang sia-sia dan semua pasti ada manfaatnya termasuk diantaranya adalah manfaat bagi ujian keimanan dan kesabaran. Beliau juga meminta kita, umat Islam melihat pandemic dalam timbangan aqidah dan peradaban umat Islam harus mampu mengambil pelajaran dari setiap sejarah lantas berusaha kembali membangun peradaban. Akankah peradaban Islam ini kembali Jaya? Sangat bergantung kepada umat itu sendiri sebagaimana firman Allah SWT, ”Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu merubahnya sendiri”. Semoga pasca korona adalah kembalinya peradaban Islam yang mulia.

Shohibul fadhilah almukarram Ust. M Ikhwan menyampaikan tentang ihtimam kepada kaum muslimin dan itu semua merupakan kewajiban wabil khusus terutama bagi para kyai ulama asatidz, sebagaimana sabda Rasulullah Saw ,”Barangsiapa bangun pagi dan tidak meikirkan permasalahan kaum muslimin, maka dia bukan golongan kaum muslimin”

Apalagi kemudian beliau juga menggambarkan bagaimana para sahabat telah mencontohkan hal tersebut. Beliau juga mengajak para ulama yang diberikan Allah amanah berupa ilmu untuk memberikan pencerahan kepada umat agar mereka selalu terikat dengan Islam.

Shohibul fadhilah almukarram KH. Amiruddin, beliau menyampaikan tafsir surat ar rum 41 yang mengingatkan setidaknya ada tiga poin penting, adalah terkait dengan rumusan kehidupan antara kerusakan dan kemaslahatan,bahwa kerusakan Itu adalah sebuah akibat dijelaskan oleh Imam Ali as shabuni dalam tafsirnya itu disebabkan karena ulah tangan manusia yang melakukan maksiat dan melakukan dosa kepada Allah. Sehingga kemaslahatan terwujud karena ketaatan, agar manusia itu sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ali as shobuni kembali dari kondisi berbuat dosa dan maksiat kembali kepada apa yang telah diberikan oleh Allah yakni Islam yang akan member kebaikan dan keberkahan. Maka kita harus taubatan nasuha. Meninggalkan kapitalisme dan kembali kepada Islam yang Kaffah.

Shohibul fadhilah almukarram KH. Tatang Muhtar, Beliau menyampaikan bagaimana khilafah dengan perangkat hukum-hukum Allah SWT mampu mengelola dan menyelesaikan permasalahan manusi termasuk diantaranya wabah. Beliau pun menggambarkan bagaimana seharusnya ketika ada wabah sebagaimana dicontohkan Rasul saw yakni tidak boleh memasukinya dan yang didalamnya tidak boleh meninggalkannya atau keluar dari daerah itu. Beliaupun menggambarkan bagaimana kondisi sekarang begitu semrawut dan tidak ada keteraturan akibta tidak taatnya kita kepada apa yang dicontohkan Rasul saw.

Shohibul fadhilah almukarram, Kyai Adhi Maretnas, Majlis Islam Kaffah menyampaikan hakikat dari pandemi saat ini betul-betul telah memberi kesadaran kepada kita, yang tadinya berputar persoalan medis, berubah menjadi multi krisis.

Beliau pun menyampaikan yang mampu bertahan menghadapi wabah ini adalah yang memiliki daya imunitas, dalam berbagai bidang baik sain ataupun imunitas politik, seberapa kuat Ia memiliki kekuatan politik untuk mengurusi menjaga rakyatnya dan lebih penting dari pada itu adalah imunitas ideologis.

Wabah menunjukkan peradaban ini bukan peradaban yang manusiawi.Peradaban yang hanya melahirkan para pemimpin yang tidak peduli kepada rakyatnya, menggunakan kekuasaan untuk mencekik nya bukan menyelamatkannya. Beliau menambahkan para ulama menggunakan kesempatan ini untuk menguatkan dakwah, agar umat siap dengan peradaban Islam yang mulia. Peradaban Islam yang secara empiris menunjukkan pemikiran yang paling kuat dan mampu menjawab solusi permasalahan umat, secara ideologi, kita yakini hanya sebagai satu-satunya peradaban yang mampu menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat dan secara historis fakta menunjukan bahwa ketika diterapkan membawa keadilan dan kesejahteraan.

Shohibul fadhilah almukarram KH. Muhyidin, Ponpes Annur, beliau menyampaikan bahwasanya Khilafah adalah Ajaran Islam dan warisan Rasulullah saw. khilafah adalah janji Allah SWT dan bisyaroh nubuwwah, beliau mengutip surat annur 55, dimana dalam ayat itu tergambar jelas janji tersebut, selain itu beliau juga menggambarkan sebuah hadis yang menceritakan bahwa umat Islam nantinya akan menguasai dunia dari barat hingga ke timur. Beliau mengucapkan terimakasih pada hizbut Tahrir yang telah memperkenalkan hal ini dan secara istiqomah memperjuangkannya.

Shohibul fadhilah almukarram KH. Anwar Iman, Majlis Ath Thohiriyah, beliau mengutip kalam KH. Muhyidin dan menyampaikan bahwa khilafah tidak hadir tiba-tiba walau kita meyakini itu adalah bagian dari janji Alloh SWT yang tidak akan bisa dihalangi siapapun ketika Allah SWT berkehendak dan bisyaroh nbawiyah yang juga pasti terjadi. Namun tetap ada kewajiban untuk menggapainya, bukan berpangku tangan, perlu kesabaran dan keistiqomahan. Kemudian beliau menjelaskan berdasarkan sirah nabawiyah ada tiga proses dalam hal ini, yakni pertama dakwah fikriyah, menyadarkan umat dengan pemikiran Islam tidak menggunakan paksaan atau kekerasan, kedua dakwah siyasiyah, yakni dakwah politik, namun bukan politik praktis tapi dengan mengadopsi hukum-hukum Islam dalam memecahkan berbagai macam problema kehidupan. Ketiga tholabun nusroh, dakwah yang ditujukan khusus kepada pihak-pihak yang memiliki kekuatan tujuannya adalah agar bersedia dengan kekuatan yang dimilikinya memberikan dukungan terhadap dakwah dan terhadap kembali kehidupan Islam.

Shohibul fadhilah almukarram KH. AA Syamri, Ponpes Pancaran Amal, menyampaikan wajib hanya mengambil hukum dan syariat dari Allah SWT yang diwariskan Rasulullah saw, kalau tidak itu berarti mengingkari kalimah Laa ilaha illah Muhammadur Rasulullah. Beliau juga mengajak para ulama khususnya untuk berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah dan bergabung dengan gerakan yang selama ini memperkenalkan dan secara konsisten serta istiqomah memperjuangkannya yakni Hizbut Tahrir. Beliau juga menyampaikan terima kasih bagi yang sudah berjuang dan memohon pada Allah SWT perlindungan dan keistiqomahan untuk perjuangan ini.[]

Sumber: shautululama.co

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *