Di antara macam-macamnya hidayah adalah, bahwa Allah subhānahu wa ta’āla memberi hidayah pada seorang hamba untuk melakukan amal-amal shalih dan akhlak yang baik terhadap manusia. Al-Hakim dalam al-Mustadrak meriwayatkan dari hadits Abu Ayyub bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَاياي وَذُنُوْبِي كُلَّهَا، اللَّهُمَّ أَنعِمْنِي وَأَحْيِنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي لِصَالِحِ الأَعْمَالِ وَالأَخْلاَقِ، فَإِنَّهُ لاَ يَهْدِي لِصَالِحِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَلاَ يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ))
“Ya Allah, ampunilah kesalahan dan dosa-dosaku seluruhnya. Ya Allah, berilah aku kenikmatan, kehidupan, dan rizki, serta beri aku hidayah kepada amal dan akhlak yang baik. Sungguh, tidak ada yang dapat memberi hidayah kepada amal dan akhlak yang baik melainkan Engkau. Dan tidak ada yang dapat memalingkan aku dari akhlak yang tercela melainkan Engkau.”
Dan Allah subhānahu wa ta’āla memberi hidayah untuk melakukan apapun dengan tauhid (ikhlas karena Allah semata) dan jauh dari kesyirikan (beramal karena selain Allah). Sehingga siapa saja yang melakukan itu, maka ia akan memperoleh keamanan di dunia dan di akhirat. Allah subhānahu wa ta’āla berfirman:
﴿الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ﴾
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (kesyirikan), maka mereka itulah yang mendapat keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS. Al-An’ām [6] 82).
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 3/8/2020.