Abu Hatim berkata: “Akal adalah obat bagi hati, kendaraan (tunggangan) bagi mujtahid, benih untuk budidaya akhirat, mahkota orang beriman di dunia, dan perlengkapannya pada saat terjadi bencana. Siapa saja yang tidak berakal, maka kekuasaan tidak menambahnya mulia, dan kekayaan tidak meninggikan derajatnya. Tidaklah berakal orang yang melupakan akhiratnya karena kenikmatan dunia yang didapatinya. Sama halnya bahwa musibah terburuk adalah kebodohan, juga kemiskinan terburuk adalah tiadanya akal.” []
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 29/01/2020.