Oleh: Ainun Dawaun Nufus (pengamat Sospol)
Bagi muslimah, Islam selalu menjadi arus utama untuk memecahkan seluruh problematika dalam masyarakat, termasuk masalah perempuan. Islam menghargai nilai besar dan tanggung jawab berat yang diberikan untuk menjaga martabat perempuan, mewajibkan laki-laki mengorbankan hidup mereka untuk membela kehormatan mereka. Dan itu adalah sistem Allah sendiri, menawarkan strategi yang jelas untuk melindungi martabat mereka di dalam masyarakat melalui nilai-nilai dan hukum yang saling melengkapi dalam mencapai hasil ini. Ini adalah negara yang menolak prinsip-prinsip kapitalis dan liberal.
Ketika kaum perempuan terjun ke dunia kerja, hal ini telah menjadi tekanan sosial yang berat bagi perempuan untuk mencari pekerjaan agar ia merasa dihargai, dan memaksa kaum perempuan untuk mengambil peran ganda, yakni sebagai pencari nafkah sekaligus ibu rumah tangga. Semua itu akhirnya mengakibatkan para perempuan mengkompromikan peran utama mereka sebagai pengasuh dan pendidik dari generasi di masa depan. Adapun problem buruh migran yang mayoritas bekerja sebagai pekerja rumah tangga mengalami tantangan ‘peremehan dan pengabaian’ hak-hak. Hak-hak normatif mereka sebagai buruh seringkali terlanggar. Kasus ini terjadi dalam berbagai bentuk, seperti gaji tidak dibayar, tidak adanya hari libur, hingga jam kerja dan beban kerja yang tidak manusiawi. Berbagai kekerasan dan pelanggaran hak yang dialami perempuan buruh migran menunjukan bahwa negara belum hadir dalam memenuhi, melindungi, dan menghormati hak-hak perempuan buruh migran.
Persoalan klasik sekaligus krusial seperti kesehatan ibu hamil dan menyusui yang terkait dengan stunting dan gizi buruk bagi generasi mendatang. Itu menjadi satu dari ironi modernitas saat ini. Perempuan juga menjadi korban ekonomi yang timpang. Persoalan ekonomi keluarga mengakibatkan kesehatan perempuan dan anak-anaknya terabaikan. Berbagai kasus yang muncul di banyak wilayah terkait erat dengan persoalan kesehatan perempuan dan anak, banyak berasal dari kalangan ekonomi yang lemah.
Masalah selanjutnya perkembangan teknologi – informasi tanpa dibentengi kultur ketakwaan serta kebijakan proteksi perempuan dari objek kejahatan di ranah digital memunculkan banyak masalah, dari human traficking, eksploitasi perempuan, prostitusi berbasis digital dan ragam kejahatan yang menjadikan perempuan sebagai obyek dan korban. Praktik human traficking berbasis online dan prostitusi online nyaris belum tersentuh ke permukaan.
Sebagai muslim, perlindungan kehormatan seluruh perempuan – baik Muslim atau non-Muslim – adalah persyaratan tidak bisa diganggu, ini konsekuensi dari keimanan. Apa yang terjadi di bumi Syam, dikabarkan rezim Assad menganggap pemerkosaan dan penyiksaan sistematis perempuan sebagai sarana untuk menyiksa dan menghancurkan kehendak rakyatnya dan memaksa mereka untuk menyerah pada arus baru politik Suriah.
Sebuah catatan resmi menyatakan bahwa 13.581 wanita telah ditahan di penjara bawah tanah Assad sejak hari pertama revolusi pada tahun 2011. Lebih lanjut, terbukti dengan bukti bahwa lebih dari 65.000 orang telah kehilangan nyawa mereka di bawah siksaan yang mengerikan, kekerasan seksual dan kelaparan dilakukan di ruang bawah tanah rezim Assad. Menurut İHAK, lebih dari 76.000 orang, termasuk 116 anak dan 4.219 wanita “hilang”, keberadaan mereka tidak diketahui. Dan selama pembantaian tak bermoral lebih dari 1 juta orang. Dunia menyaksikan bahwa rezim Assad tidak mengenal belas kasihan. Ada 7 juta pengungsi Suriah dan hampir 14 juta dalam bencana kelaparan dan kekurangan obat-obatan. Tercatat lebih dari 10.000 anak-anak Suriah tanpa pendampingan sampai ke Eropa dalam ancamaan perdagangan organ.
Namun yang tampak pada media-media, semua negara adidaya – kapitalis bergandeng tangan untuk melindungi dan mendukung Assad dalam perang melawan ‘ketidakpatuhan rakyatnya’. Namun, kaum Muslim Suriah, termasuk para perempuan, tidak bersedia tunduk pada para tentara koalisi ini, karena rindu mereka akan hadirnya kepemimpinan Islam dan kedamaian melalui pertolongan Allah Swt. Konflik dan krisis Suriah masih berkecamuk, namun tampaknya Mereka teguh, termasuk menghadapi kemalasan dan pengkhianatan para penguasa Muslim yang meninggalkan tanggung jawab mereka, serta enggan menyelamatkan para wanita Muslim yang tak berdaya dari penyiksa mereka.
Inilah situasi yang memprihatinkan. Di tingkat global negeri-negeri Islam menjadi obyek penjajahan gaya baru dari bangsa Barat. Irak dan Afganistan porak-poranda oleh AS dan sekutunya. Palestina tetap dalam cengkeraman Zionis Israel. Konflik terjadi di berbagai negeri Islam karena intrik dan kepentingan negara asing terhadap potensi-potensi strategisnya. Di negeri-negeri Barat diskriminasi atas umat Islam yang minoritas juga menjadi pemandangan saban hari. Sebaliknya, di negeri-negeri Islam sendiri kaum Muslim berada dalam perangkap system ekonomi dan politik kapitalistik. Negeri-negeri Islam masih terpecah-belah dan dipasung dalam ‘ashabiyah’ modern.
Memprihatinkan, meski keadaan eksploitasi negeri-negeri Islam terus bertambah gawat, para penguasa di negeri-negeri kaum Muslim masih mengikuti berbagai resep Negara-negara kolonialis. Sikap terbaik mereka hanyalah dengan mengizinkan rakyatnya melakukan aksi protes, mengajukan keberatan serta berteriak menentang penjajah. Mereka patuh berjalan dari sidang ke sidang, dari jamuan ke jamuan, sambil melipat tangan mereka seraya menyaksikan dari waktu ke waktu tindakan biadab Israel menumpahkan darah kaum Muslim. Lantas masihkan umat ini akan terus-menerus berdiam diri bersama para penguasa yang tidak berkompeten melindungi darah umat dan negeri mereka?
Bagi tiap muslim, seharusnya tidak ada keraguan bahwa Allah Swt, Maha Penyayang dan Maha Penolong, Maha Mendengar dan mendengar doa Anda dan mereka. Tetapi juga penting untuk bergerak dan berjuang untuk menghilangkan marabaya yang mengancam dunia sesuai Metode Kenabian, satu-satunya solusi yang mampu menjawab harapan kita akan perdamaian dan keadilan. Sistem Islam tidak hanya akan menyelamatkan saudara-saudari kita di Suriah maupun Palestina, tetapi di seluruh dunia. Keyakinan akan datangnya Nashrullah adalah hal mendasar bagi setiap muslim.
Saudarik, milikilah tanggung jawab Anda terhadap Diin al Islam dan umat ini. Menolak hegemoni penjajahan barat, system kapitalistik dan penguasa agen Barat serta para penguasa yang menelantarkan umat ini dan berikan dukungan Anda untuk tegaknya system Islam yang membawa rahmat, yang mampu mengoptimasi seluruh potensi umat ini untuk menyelamatkan saudara-saudara perempuan Anda dari kegelapan Kapitalisme. Hanya dengan perjuangan yang benar dan tulus kita yakin bisa menyongsong tahun-tahun mendatang dengan lebih baik.[]