Muslim Uighur Dipaksa Kerja, Pengamat: Ada Kepentingan Geo Politik Cina

 Muslim Uighur Dipaksa Kerja, Pengamat: Ada Kepentingan Geo Politik Cina

Mediaumat.news – Menanggapi laporan lembaga riset asal Amerika Serikat, Center for Global Policy, yang menyebut sebanyak 570 ribu etnis Uighur yang dikirim untuk dipaksa bekerja sebagai buruh pemetik kapas dalam skema kerja yang dibuat pemerintah setempat, Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin menilai ada kepentingan geo politik Cina di kawasan Asia Tengah.

“Dari sisi nilai strategis, Cina memiliki kepentingan yang strategis di wilayah Uighur terkait mega proyek Cina atau new silk road yang telah diluncurkan. Indikasi kuatnya, Cina harus memenangkan persaingan geopolitik di kawasan Asia Tengah,” tuturnya dalam acara Kabar Malam, Kamis (17/12/2020) di kanal YouTube Khilafah Channel.

Ia menilai Cina memang terus beranjak menggeser peran Amerika maupun Rusia di Asia Tengah. “Dan resikonya adalah Uighur harus betul-betul dipegang karena Uighur merupakan kawasan geo strategis di Asia Tengah yang sangat penting bagi semua pihak, baik Cina, Amerika, Eropa maupun Rusia,” ujarnya.

Apalagi ada kabar penarikan pelan-pelan pasukan militer Amerika dari Afghanistan, menurutnya itu sangat berpotensi meninggalkan kekosongan kekuasaan.

“Resistensi dari negeri Asia Tengah terhadap Rusia pun semakin lama, semakin tinggi. Hal ini membuat Cina semakin populer di mata rezim-rezim yang berada di Asia Tengah. Diharapkan Asia Tengah bisa menjadi wahana mitra dagang yang baik dan dari sisi keamanan pun bisa menjalin hubungan multilateral dengan Cina maupun pembangunan bersama ala rezim Cina,” ungkapnya.

Ia menuturkan, untuk kepentingan geopolitik rezim predator ini menargetkan Muslim Uighur dengan dalih memerangi terorisme. Hal ini juga konsekuensi dari perang melawan terorisme, perang melawan ekstrimisme maupun bagian dari upaya untuk mengalienasi umat Islam dari keislaman mereka. “Jadi, identitas Uighur hari ini memang berusaha untuk didangkalkan oleh rezim Cina,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *