Seorang politisi Jerman yang merupakan anggota partai sayap kanan yang kontroversial yang meyakini “Islam bukanlah bagian dari Jerman” telah mengundurkan diri di tengah laporan bahwa dia telah masuk Islam.
Penyiar radio Jerman Deutsche Welle melaporkan bahwa Arthur Wagner meninggalkan partai Alternative for Germany (AfD), dimana dia menjadi anggota di negara bagian timur Brandenburg, dengan alasan pribadi atas keputusannya.
Namun, saat berbicara dengan koran Berliner Zeitung Jerman pada hari Selasa, juru bicara AfD Daniel Friese mengatakan bahwa Wanger telah masuk Islam dan bahwa AfD “tidak bermasalah dengan hal itu.”
Partai anti-imigrasi itu menerima lonjakan jumlah suara dalam pemilu Jerman 2017, dengan mendapatkan rekor 12,6 persen suara dan meningkatkan tekanan pada Kanselir Angela Merkel yang telah terang-terangan mendukung pengungsi dan migran yang menetap di negara tersebut.
Dimulai sebagai partai Eurosceptic kurang dari satu dekade yang lalu, AfD memanfaatkan ketidakpuasan rakyat tentang kebijakan Merkel mengenai pengungsi, terutama di negara asalnya di Bavaria, dengan menggunakan retorika anti-Muslim secara terbuka dalam materi-materi kampanyenya. Partai tersebut memenangkan 94 kursi di parlemen, meskipun dua dari anggota tersebut telah meninggalkannya.
Sementara secara luas partai itu dianggap sebagai anti-Muslim, para pejabat AfD berpendapat bahwa meski menolak multikulturalisme, mereka mendukung kebebasan beragama. Wagner, yang pernah menjadi anggota Demokrat Kristen dari Kanselir Jerman Angela Merkel (CDU), bergabung dengan AfD pada tahun 2015, saat partai tersebut mulai meningkatkan retorika anti-Muslimnya.
Sebuah manifesto yang disetujui oleh partai setahun kemudian bahkan menyerukan untuk melarang adzan dan jilbab di depan umum. Politisi Rusia-Jerman itu membungkam alasan untuk melaporkan pertobatannya, mengatakan kepada surat kabar nasional Der Tagesspiegel bahwa masalahnya adalah “urusan pribadi saya.” Tetapi dia bersikeras bahwa AfD tidak menekannya untuk meninggalkan partainya.
Sikap AfD berada di pinggiran politik Jerman. Namun jajak pendapat menunjukkan bahwa partai itu hanya meningkat popularitasnya sejak pemilu September, sementara Merkel dari CDU yang menang telah gagal mengumpulkan koalisi mayoritas. Polling pada 14 persen, AfD hanya terpaut empat poin dari partai terbesar kedua di Jerman – Demokrat Sosial, Politico melaporkan.[]
Sumber: newsweek.com