Ahad, 3 Robiul Awwal 1440 H / 11 November 2018 M, telah berkumpul para ‘Ulama di Majlis Bani Halimi asukan Al Mukarrom KH.Zainul ‘Arifin.
Acara Silaturahmi dan Kajian para ‘Ulama ini juga dalam rangka Maulid Nabi SAW.
Dalam Sambutannya Shohibul Bait KH.Zainul ‘Arifin menyampaikan bahwa setiap kali berjumpa dengan bulan Maulid kita selalu diingatkan kembali dengan sejarah Nabi SAW. Mulai dari proses kelahirannya sudah Allah persiapkan dan proses perjalanan dakwahnya.
Pada proses dakwahnya di Mekah Nabi SAW dan para Shahabat selalu diganggu dan diancam oleh kafir Quraisy. Hingga mendapatkan ancaman pembunuhan, kemudian Nabi SAW didampingi Abu Bakar Assidiq berhijrah ke Madinah.
Itulah pelajaran bagi para kita bahwa jika dakwah mendapatkan ancaman dan tantangan, itu sudah resiko dalam dakwah, yang harus kita sabar menjalaninya.
Selanjutnya, Al Mukarron Drs. Ustad Saprudin menyampaikan kalau perjalanan dakwahnya pernah menghadapi tantangan yaitu semasa masih menjadi Ketua MUI. Beliau pernah dipanggil oleh Camat dan jajarannya dikarenakan ada postingan meme yang isinya mendukung Syari’ah dan Khilafah.
Beliau menyampaikan kepada Camat dan jajarannya bahwa Khilafah itu ajaran Islam. Beliau juga mengutip bagaimna perjalanan dakwah Rasul yang harus menjadi teladan.
Tibalah pada penyampaian yang ditunggu-tunggu oleh jama’ah yaitu penyampaian dari Al Mukarrom KH.Thohiri dari Serang Banten.
Beliau menyampaikan di bulan Maulid ini hendaknya kita melakukan intropeksi terhadap keimanan kita. Mengapa? Karena kehidupan kita saat ini belum dapat hidup dengan naungan Syari’at Allah SWT.
Beliau membacakana ayat-ayat :
” Yaa ayyuhalladziina amanuu kutiba ‘alaikumush shiyaam,…Qishos , Qital,…”
kenapa yang kita hanya melaksankan yang shiayam saja.
Beliau juga menyampaikan dengan adanya pembakaran Bendera Tauhid di Garut ini akan menunjukan kwalitas keimanan seseorang. “Apakah merasa marah atau tidak” , tegas beliau.
“Di rumah saya sekarang terpampang Arroya dan Al Liwa yang sebenarnya sejak dari dahulu ingin memasangnya. Alhamdulillah dengan adanya kasus pembakaran Bendera Tauhid baru terlaksana sekarang”, ujar beliau.
Belau juga menyampaikan jika umat ini ingin bersatu maka tinggalkanlah demokrasi. Karena demokrasi itu alat pemecah belah umat, untuk kesatuan umat kendaklah umat Islam memperjuangkan tegaknya Khilafah.
Materi terakhir disampaikan oleh Al Mukarrom Ustad Samsul Mu’arif, Pengasuh Ponpes Abdul Azis, Tangerang.
Beliau menyampaikan dalam bulan Maulid ini umat hendaknya kmbali mencontoh Nabi dalam keseluruhan. Beliau sepakat dengan apa yang di sampaikan oleh Al Mukarroh KH.Thohiri berkenaan dengan Bendera Tauhid dan kesatuan umat.
Kaum muslim harus saatnya memperjuangan kesatuan umat dalam naungan Khilafah dan jangan terhasut oleh orang munafik, kalau Khilafah di samakan dengan ajaran terlarang, ini harus diluruskan bahwa Khilafah adalah Ajaran Islam bukan ajaran terlarang.
Acara diakhiri dengan foto bersama dan ramah tamah di kediaman Shohibul Bait. []
Sumber: shautululama.net