Multaqa Ulama Aswaja di Madura: Ulama Harus Menjadi Garda Terdepan Dalam Menegakkan Khilafah

“Siapakah sosok manusia yang paling berperan untuk mengubah keadaan bobrok saat ini? Apakah Ulama? Apakah Kyai? Jika iya, kenapa? Menurut kami, ulama dan kyai lah yang paling banyak ilmunya. Maka, jika ulama dan kyai mau menjadi garda terdepan dalam gerak untuk memahamkan ummat, maka insyaallah perubahan besar menuju penerapan syariah dan khilafah di negeri ini dan dunia akan segera terjadi,” tegas KH Abdullah Amroni, Pimpinan Pondok Pesantren Al Amri Leces Probolinggo Jatim, dalam acara Multaqo Ulama Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) di Pamekasan Madura, Ahad, 09 Februari 2020 M/15 Jumadil Akhir 1441 H.

Di hadapan ratusan ulama, kyai dan tokoh ummat yang berasal dari 3 provinsi (Jawa Timur, Jawa Tengah, dan D.I Yogyakarta) Kyai Amroni mengajak peserta yang hadir untuk berperan aktif dalam mewujudkan perubahan. Kata beliau, “2020 adalah tahun umat Islam. Sosialisme-komunisme sudah tumbang. Kapitalisme-Sekularisme pun sudah diujung tanduk. Maka, hanya satu harapan bagi kita: Islam. Siapa yang akan memperjuangkan Islam jika bukan kita, Umat Islam?! Dari umat Islam tersebut, siapa yang menjadi garda terdepan dalam gerak perubahan kecuali para ulama dan kyai? Maka ulama dan kyai wajib memahamkan ummat akan wajibnya penerapan syariah Islam, termasuk Khilafah, sehingga ummat paham dan akhirnya mendukung serta bersama-sama mewujudkan janji Allah dan bisyarah Nabi: kembalinya Khilafah ala Minhaj An Nubuwwah.”

Sebelumnya, KH Ali Fadhil, Pimpinan Ponpes At Taufik Jungcangcang Pamekasan memberikan nasihat kepada pejuang syariah Islam kaffah yang hadir dalam acara Multaqo. Beliau menyampaikan bahwa agar para pejuang Islam meraih kemenangan maka dibutuhkan 2 syarat sekaligus: Ikhlas lillahi Ta’ala dan benar-benar mau dan siap berjihad.

“Anda itu kan orang yang sedang berjuang, betul? Nah, syarat menjadi pejuang ada itu 2: (1) Ikhlas lillahi Ta’ala. Bahwa apapun amal kita, termasuk urusan dakwah, harus diniatkan ikhlas karena Allah. Bukan yang lain. (2). Melaksanakan Jihad. Di mana jihad meliputi banyak aspek. Bukan hanya aspek fisik, tapi juga jiwa dan juga harta.”

Beliau mendasari 2 hal tersebut dari teladan Nabi, Sahabat dan Khalifah setelahnya yang memimpin Daulah Islam (Al Khilafah) yang mampu mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin selama lebih dari 1300 tahun. “Khilafah Islamiyah pernah berdiri selama lebih dari 13 abad. Dan lebih dari 90 tahun diruntuhkan musuh-musuh Islam. Khilafah akan berdiri kembali jika ada niat ikhlas dan jihad. Kenapa Rasul dan sahabat menang dalam Perang Uhud, di mana Umat Islam jumlahnya 1/3 dari musuh? Tentara Thalut menang melawan tentara Jalut? Muhammad Al Fatih sukses membebaskan Konstantinople? Sebab, mereka berjuang niatnya ikhlas lillahi ta’ala. Dan jihad dilaksanakan dengan amal terbaik.”

Sering kita jumpai seseorang itu ngga sinkron antara ucapan dengan perbuatannya, khususnya terkait dengan jihad. Kata Kyai Ali, “Katanya mau jihad, koq seneng melawak? Katanya mau jihad, kok senang dangdutan? Katanya jihad? Jihad apa? Mestinya Umat Islam bersimpuh di hadapan Allah saat malam tiba. Sedangkan siangnya seperti singa. Jika 2 hal ini kita lakukan, maka yakinlah nashrullah akan diturunkan kepada Kaum Muslimin.”

Semoga kemenangan Islam dan Kaum Muslimin segera terwujud. Dan tentu kita berharap dengan para ulama menjadi garda terdepan dalam mewujudkan perubahan, insyaallah nahsrullah tersebut terjadi di tahun 2020, di masa kita. Tepat jika dikata #2020TahunUmatIslam. Takbir!!! (AA)

Sumber: shautululama

Share artikel ini: