Multaqa Ulama Aswaja di Garut Jabar: “Kita Cinta Indonesia, Kita Tak Rela Indonesia Dijajah Komunis China”

Ribuan ulama, asatidz, kyai, dan habaib dalam Multaqo Ulama ASWAJA Jawa Barat menolak keras OBOR China. Hal itu ditegaskan pada Ahad (12/5/2019) di Pondok Pesantren Darussalam, Wanaraja, Garut. Ulama mukhlis yang menyampaikan perihal One Belt One Road (OBOR) menganalisisnya dengan baik. Berbasis data, fata, politik, dan dalil syariah.

Ulama yang juga sekaligus intelektual dari Bandung, KH Dr. Fahmi Lukman, mengurai sistemis makar dibalik OBOR.

“Apakah kita akan serahkan Indonesia menjadi jajahan negara Tiongkok yang komunis sosialis? Sekali tidak, katakan tidak”, tanyanya mengawali pidato.

KH Dr. Fahmi Lukman menegaskan bahwa kita mencintai negeri ini. Karena itu untuk hidup sejahterah dalam Islam dan naungan Allah. Penerapan syariah Islam merupakan solusi satu-satunya dari kolonialisme Barat dan Timur.

“Penolakan OBOR demi menjamin kesejahteraan rakyat Indonesia. Kita sayang dan rela mati demi Allah dan rasulnya untuk membela negeri ini,”tegasnya di hadapan ribuan peserta.

Ulama ASWAJA yang juga penggagas Jalsah Ammah di Mojokerto, KH Abdurrahman Salam, menjelaskan bahwa proyek OBOR bisa membunuh anak cucu, karena itu harus dipadamkan dahulu. Selain itu beliau juga mengkritisi demokrasi.

“Politik dalam demokrasi tidak hanya menyikut, tapi juga saling membunuh. Korbannya 600 orang petugas pemilu,” ungkap KH Abdussalam.

Berkaitan dengan peran ulama ASWAJA, Habib Khalilullah Abu Bakar al-Habsy mengingatkan bahwa negeri ini harus dijaga agar terwujud baldatun thoyyibun wa rabbun ghafur. Selain itu, habib yang juga pengasuh Majelis Ratibul Hadad ini menyayangkan sikap pemerintah yang telah menandatangani proyek OBOR antara China dan Indonesia.

“Hari ini kita sedih dan khwatir, sebab hari ini Indonesia menjadi jajahan China dengan ditandatangani One Belt One Road,”tegasnya.

Konsekuensi logis yang didapat ialah sumber daya alam yang melimpah akan diambil China. Lanjutnya, beliau menyerukan sebagai ulama pewaris nabi mari ditolak.

“Tolak OBOR dan menuntut pembatalan OBOR. Ulama negeri ini tidak boleh diam sebab di sinilah lahir ulama pewaris nabi dan tempat tinggal kaum muslim,”serunya di akhir pidato.

Lanjutnya, dampak dari OBOR ialah penyebaran ideologi komunis. “Sebabnya kita meminta pemerintah memadamkan OBOR. Jangan sampai memberi jalan bagi orang kafir untuk menguasai umat Islam”, pungkasnya.

Aa Syamri (Cucu Daud Bereuh) pun menyikapi OBOR. Beliau menegaskan sifat orang beriman hanya beriman pada Allah dan rasulnya tanpa ragu-ragu. Kebenaran berasal dari Allah.

Agenda Multaqo Ulama ASWAJA ini dipadati ribuan undangan yang hadir. Meriahnya acara menunjukan bahwa ulama kini sadar persoalan negeri ini dengan kehadiran penjajahan gaya baru melalui OBOR China. Tak salah jika ulama menolaknya tegas. Kini tinggal umat ini menyambut seruan ulama ASWAJA.[]

Sumber: shautululama.co

Share artikel ini: