Mubalighah Depok: Kembalikan Hak Anak Sesuai Al-Qur’an dan Hadits

Mediaumat.info – Mubalighah Kota Depok Ustadzah Asih Sakinah menyatakan orang tua harus mulai mengembalikan hak-hak anak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits.

“Dalam upaya kita sebagai seorang ibu, sebagai anggota masyarakat sekaligus anggota majelis ta’lim sudah selayaknya tumbuh rasa kepedulian atas kondisi umat. Maka kita mulai mengambil sikap, caranya dengan kita mulai mengembalikan hak-hak anak yang semuanya sudah Allah berikan tuntutannya dalam Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah,” ungkapnya dalam Kajian Komunitas Keluarga Sakinah, Kekerasan Anak merebak, Islam Solusi Mendesak, Ahad (25/08/2024) di Depok, Jawa Barat.

Menurutnya, banyak sekali diungkap dalam Al-Qur’an hak-hak anak, yakni hak hidup (al-Isra ayat 31); hak kejelasan nasab (al-Ahzab ayat 5); hak memperoleh ASI (al-Baqarah ayat 233); hak asuh (al-Ahqaf ayat 15); hak pendidikan (at-Tahrim ayat 6); dan hak kepemilikan harta benda (al-Baqarah ayat 220).

Selain itu, tambahnya, hadits-hadits Rasulullah SAW banyak meriwayatkan tentang bimbingan dan nasihat untuk mendidik anak-anak dengan lemah lembut dan kasih sayang.

“Rasulullah telah menjadi teladan terbaik dalam menyayangi anak, baik pada cucunya ataupun kepada anak-anak lainnya. Rasul juga disebut sebagai bapaknya anak-anak yatim. Beliau sering memeluk, mencium, memuji dan membanggakan cucunya. Dengan kasih sayang yakinlah anak-anak akan mudah untuk dididik, diajarkan dan diarahkan kepada Islam, selama orang tuanya terus menanamkan pendidikan dan pembinaan terhadap anak-anak,” bebernya.

Ketika orang tua tidak memiliki cukup ilmu, lanjutnya, maka antarkan mereka ke sekolah, carikan teman-teman untuk belajar Islam buat kelompok belajar atau hadirkan guru, sebagai bentuk upaya mendidik mereka. Jangan sampai dibiarkan, jangan pernah lengah sedikit pun, kawal terus anak-anak sampai mereka remaja.

“Oleh karena itu, mengembalikan peran ibu sebagai pendidik, sebagai madrasatul ‘ula bagi anak-anaknya adalah fungsi utama dalam keluarga yang hari ini sudah banyak tergerus oleh pemahaman-pemahaman yang salah, mulai dari isu transgender dan feminisme karena sistem sekuler yang telah merusak dan mencabut fitrah kaum ibu,” paparnya.

Hal penting selanjutnya, menurutnya adalah pilar penjaga anak dalam Islam. “Di antaranya, dalam ranah individu, komunikasi yang sehat antara ayah dan ibu sangatlah diperlukan agar masing-masing paham akan tanggung jawabnya terhadap anak sehingga terbangun ketakwaan. Masyarakat dalam Islam akan senantiasa melakukan amar ma’ruf nahi mungkar yang akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak,” terangnya.

Kemudian, lanjutnya, peran negara dalam Islam akan memberikan seluruh jaminan dasar atas keamanan, pendidikan, kesehatan, pangan, ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak, hanya akan terwujud dengan sempurna dalam sistem Islam.

“Dengan penerapan syariat Islam yang memerintahkan orang tua untuk membimbing, menjaga, melindungi, anak-anak dengan kelembutan namun tetap dalam kerangka ketegasan. Demi tujuan utama yaitu keridhaan Allah, karena ingatlah bahwa semuanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah,” tegasnya.

Tak hanya itu, lanjutnya, anak adalah amanah dari Allah. “Maka nanti ibu-ibu akan mendapatkan pahalanya. Inilah yang jadi motivasi kita, Artinya amanah yang diberikan oleh Allah harus kita tunaikan tanggung jawabnya. Terlebih-lebih bagi penguasa, para pemimpin, kepala negara dan jajarannya memiliki aparat yang dia berwenang mengeluarkan kebijakan. Pasti juga akan dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, sebagai seorang ibu harus bangga, bangga dengan Islam.

“Kita harus ada keinginan untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah, karena permasalahan tadi (kenakalan remaja) sudah sangat rumit dan harus ada solusinya, yakni sistem politik dalam Islam yang akan menjadi pelindung umat karena Islam berasal dari Allah, Al-Khaliq Al-Mudabbir. Allah sudah menyiapkan seperangkat aturannya tinggal kita terapkan untuk kehidupan dunia ini,” tegasnya.

Terakhir Ustadzah Asih mengajak ibu-ibu yang hadir untuk lebih memperdalam Islam dengan mengikuti berbagai kajian pekanan secara rutin. Agar bisa saling berbagi dengan bertemu, berkumpul dan belajar serta saling menguatkan dan berkeinginan untuk menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan dengan bingkai daulah khilafah islamiah yang sebelumnya pernah diterapkan. [] Sari Liswantini

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

View Comments (1)

  • Betul sekali, ibu bisa fokus mengurus anaknya menjalankan fungsinya sebagai madrasah pertama bagi anaknya sehingga membentuk pribadi anak" yang shalih shalihah sngat penting, dan itu hanya terwujud dengan penerapan Islam kaffah oleh negara