Mualaf Carissa Grani: Curious Salah Satu Sumber Hidayah

 Mualaf Carissa Grani: Curious Salah Satu Sumber Hidayah

Mediaumat.news – Mualaf drg. Carissa Grani setuju, curious (penasaran/rasa ingin tahu) adalah salah satu sumber hidayah.

“Diawali dengan sekadar ingin tahu saja, manfaat gerakan shalat, tapi dari sisi kesehatan. Kemudian ada sunnah yang saya tahu dari teman kantor saya (puasa Senin-Kamis). Dari situ saya semakin terpesona dengan ajaran Islam,” ungkapnya ketika menceritakan awal tertarik pada Islam di hadapan 150 ribu lebih pemirsa acara Hijrah Bareng-Bareng yang diselenggarakan oleh Komunitas Pecinta Hijrah, Rabu (11/8/2021) secara daring.

Ia mengatakan, di awal pandemi pernah berpapasan dengan seorang Muslimah yang memakai niqab, biasanya ia memandang sebelah mata namun saat itu berbeda. “Hari itu seperti Allah SWT itu menyingkapkan selubung di mata saya, di hati saya. Bahkan saya menyadari kok ajaran Islam yang ada sejak dulu itu kenapa bisa in line dengan kondisi sekarang,” jelasnya.

Kemudian, setelah 2 pekan tepatnya tanggal 12 Maret 2020, ia pun memutuskan untuk mencari tahu lebih tentang Islam. Carissa mendatangi kantor Sekretariat Mualaf Center di Jakarta Barat. “Jadi cukup satu keyakinan tentang tauhid itu benar, itu sudah membuat saya cukup mantap bersyahadat,” ungkapnya.

Ia mengatakan, tantangan terbesar setelah masuk Islam adalah harus berpisah dengan suaminya, juga penghakiman orang terhadap dirinya.

“Demi untuk mendapatkan ridha Allah, untuk hijrah itu pasti ada sesuatu yang lebih berharga, sesuatu yang lebih besar. Jadi tidak sebanding (tak seberapa, red) harganya dengan hidayah yang saya dapat” jelasnya.

Namun, menurut Carissa itu adalah hal yang normal. “Mereka akan selalu mengajak kepada agama kita sebelumnya,” tambahnya.

Ia mengaku, sebagai seorang mualaf butuh dukungan dan bimbingan pemahaman yang sahih. Ia mengutip QS al-Baqarah ayat 28, ‘Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan’.

“Jadi pilihan kita hanya dua, kalau tidak Islam yang kaffah, itu berarti sedang mengikuti langkah-langkah setan. Pilihan kedua pastinya kita enggak mau. Jadi pilihan hanya satu, Islam kaffah,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *