MPUII: Hampir Seperti Palestina, Indonesia Belum Merdeka

Mediaumat.news – Sebagaimana Palestina yang hingga kini dalam cengkeraman zionis Israel, Indonesia pun dinilai Tokoh Majelis Permusyawaratan Umat Islam Indonesia (MPUII) Prof. Daniel M. Rosyid, Ph.D. masih belum merdeka.

“Negeri kita ini sebetulnya belum merdeka. Jadi hampir seperti Palestina sebetulnya kita ini. Jadi cengkeraman penjajah Nekolim (neokolonialisme dan imperialisme) itu sudah lama berlangsung melalui perang proksi,” ujarnya dalam FGD #25 PKAD: Mewaspadai Rekayasa Tuntutan atas HRS dkk. dan Zionis Nusantara, Sabtu (29/0/2021) di kanal Youtube Pusat Kajian dan Analisis Data.

Secara perang, lanjut Daniel, Palestina memang menghadapi persoalan secara fisik dengan Israel. Tetapi Indonesia beda. “Kita lebih menghadapi perang pemikiran, perang strategi, proksi dan asimetris sebetulnya. Jadi melalui penyusupan ide atau gagasan liberal-kapitalistik yang dimasukkan sejak reformasi,” ungkapnya.

Bahkan, menurutnya, infiltrasi kelompok kiri/sosialis juga seolah mendapat angin segar setelah reformasi. Hal itu ia buktikan dengan semakin banyaknya produk hukum maupun kebijakan yang bermunculan melalui instrumen kelembagaan-kelembagaan penting.

Namun, ia menyayangkan munculnya produk-produk hukum tersebut diiringi perubahan-perubahan mendasar ke arah penciptaan dan penafsiran hukum yang disesuaikan dengan kepentingan para elite pembuat hukum. “Semua konstruksi ini telah menyebabkan satu deformasi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandasnya.

Sehingga, agenda reformasi di berbagai lembaga penegak hukum ia katakan menjadi mandek. “Kita (yang) tadinya berharap KPK berhasil memperbaiki kinerja lembaga-lembaga pengadilan, kepolisian dan kejaksaan itu justru tidak bisa. KPK bahkan dilemahkan,” ucapnya prihatin.

Apalagi jika dikaitkan dengan hasil amandemen UUD 1945 di tahun 2002 yang menurutnya justru telah membuka pintu penafsiran kaum kiri terhadap Pancasila. “Kita lihat seperti Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila, Undang-Undang BPIP dan lalu narasi Islamofobia, termasuk menjadikan agama sebagai musuh Pancasila itu sangat kuat,” bebernya.

Belum lagi konstelasi kebangkitan Cina disertai kemunduran kepemimpinan Amerika serikat di Indo Pasifik dan pandemisasi covid-19 yang menurutnya dijadikan free riding (tunggangan) bagi kebangkitan atau kembalinya kaum sekuler kiri radikal tadi.

Oleh karena itu, ia berharap kepada generasi muda Muslim untuk tidak membiarkan Indonesia tergelincir ke dalam totaliter sebagaimana imperium Romawi di bawah kekuasaan Nero. “Mereka perlu lebih menyiapkan diri secara fisik dan mental untuk menjadi petarung, tidak menjadi generasi kemulan sarung, istilah saya,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: