Momen Idul Fitri, Amir HT Beberkan Perkara Penting dari Perang di Gaza

Mediaumat.info – Seiring datangnya hari penuh berkah, Idul Fitri 1445 H, Amir Hizbut Tahrir (HT) al-‘Alim al-Jalil Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah membeberkan dua perkara penting dari peristiwa perang di Gaza, Palestina, yang hingga kini masih berlangsung.

“Sungguh, perang ini telah menyingkap dua perkara penting,” serunya dalam Teks Pidato Idul Fitri 1 Syawal 1445 H, Rabu (10/4/2024) di laman hizb-ut-tahrir.info.

Pertama, perang ini menyingkap kelemahan dan kehinaan kaum Yahudi. Hal ini, menurutnya, juga telah difirmankan oleh Allah SWT di dalam QS Ali Imran ayat 112, yang artinya:

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.”

Dengan kata lain, Allah SWT telah menjadikan kehinaan dan kenistaan sebagai suatu keniscayaan yang tidak pernah terpisah dari kaum Yahudi.

“Mereka telah memutus tali Allah SWT setelah para nabi mereka dan tidak tersisa untuk mereka kecuali tali manusia,” terang Abu ar-Rasytah, seputar salah satu faktor penyebab kehinaan kaum Yahudi.

“(Tengoklah) Amerika dan para pengikutnya. Kaum yang seperti ini kondisinya, maka mereka bukan pihak yang layak mendapat kemenangan di dalam perang,” tambahnya, menjelaskan tentang pihak dimaksud.

Apalagi selama lebih dari 6 bulan agresi brutal atas warga Gaza, tanpa bisa meraih tujuan-tujuan yang mereka inginkan. Padahal mereka, dalam hal ini kaum Yahudi, memerangi kelompok yang lebih kecil baik dari segi jumlah terlebih perlengkapannya.

Kedua, perang ini juga menunjukkan pengkhianatan para penguasa di negeri kaum Muslim. “Mereka (para penguasa dimaksud) tidak menggerakkan pasukan untuk menolong Gaza dan warganya,” terang Abu ar-Rasytah.

Maksudnya, dengan bersikap netral atau bahkan memiliki kecenderungan lebih dekat kepada musuh, para penguasa negeri Muslim terkesan menganggap tak penting lagi terhadap perkara berkaitan dengan perang ini.

Untuk diketahui, sambungnya, hal ini telah disinggung sendiri oleh Allah SWT di dalam QS al-Baqarah ayat 18, yang artinya: “Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).”

Dengan demikian, dari kedua perkara tersebut, katanya lebih lanjut, umat seharusnya mampu mendorong orang-orang mukhlis dari kalangan para pemilik kekuatan (ahlul quwwah) di antara pasukan Muslim untuk mendeklarasikan mobilisasi umum guna menunaikan kewajiban dari Allah, yakni memerangi entitas penjajah Yahudi yang menduduki bumi Palestina.

“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan,” tuturnya, mengutip QS an-Nisa’: 104.

Dari kutipan firman ini, Abu ar-Rasytah mengatakan, bisa disebut begitulah umat Islam melenyapkan entitas penjajah Yahudi. Dikarenakan, mereka lebih rendah bagi Allah SWT daripada mereka meraih kemenangan di dalam peperangan.

Maka itu, sekali lagi ia menyerukan kepada tentara-tentara kaum Muslim di mana saja berada, terlebih di tengah rezim-rezim diktator, untuk bersegera menolong saudara-saudaranya di Gaza.

“Jika rezim-rezim penguasa diktator yang eksis di negeri kaum Muslim menghalangi Anda maka tindaklah mereka dengan segala tindakan,” tekannya.

Ditambah, mendirikan hukum pemerintahan Allah pada tempatnya, yakni khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, sebagai perealisasian kabar gembira Rasulullah SAW, juga senantiasa diupayakan.

Sehingga pada hari ketika Islam dan kaum Muslim dimenangkan oleh Allah SWT, berikut pelantangan kalimat takbir tiba, musuh-musuh Islam pun tak bakal berani lagi untuk memiliki entitas di tanah Islam.

“Dan pada hari itu bergembiralah orang-orang Mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,” demikian firman Allah SWT di dalam QS ar-Rum ayat 4-5.

Terakhir, ia memohonkan keberkahan kepada Allah SWT sehingga Allah dan Rasul-Nya pun ridha atas seluruh amal di bulan Ramadhan.

Lebih dari itu, ia juga memohonkan agar Idul Fitri tahun ini menjadi pembuka kebaikan, keberkahan dan kemuliaan untuk Islam dan seluruh kaum Muslim. “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya,” pungkasnya, mengutip QS Yusuf ayat 21. [] Zainul Krian

Share artikel ini: