MLF 1444 H, Kiai Labib: Umat Islam Wajib Mengikuti Rasulullah SAW

Mediaumat.id – Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib menegaskan bahwa mengikuti dan mencontoh Nabi Muhammad SAW merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. “Kalau mendasarkan sebagai kewajiban, sudah tidak dilihat lagi aspek lain. Karena dorongan kewajiban adalah pahala dan ridha Allah SWT,” ujarnya dalam acara Maulid Leadership Forum (MLF) 1444 H: Kepemimpinan Islami Meraih Islam Kaffah yang diselenggarakan secara daring, Sabtu (8/10/2022).

Kiai Labib, panggilan akrabnya, mencontohkan seperti shalat, wajib dikerjakan. “Mau ada manfaatnya atau tidak, tidak ada urusan. Ketika shalat kita tidak memperhitungkan mau dapat uang atau rezeki berapa, mau sehat apa tidak,” jelasnya dalam acara yang disaksikan 24 ribu pemirsa tersebut.

Seperti itulah shalat, lanjutnya, wajib dikerjakan, yang penting mendapat pahala dan ridha dari Allah SWT. “Seperti itulah kita mengikuti Rasulullah SAW,” imbuhnya.

Ia menguraikan dalil dalam Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 21, yang berbunyi:

‎لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

laqad kaana lakum fii Rasulillahi uswatun hasanah, liman kana yarjullaaha wal yaumal akhira wa dzakarallaha katsiraa (Sungguh, pada [diri] Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah).

“Mungkin ayatnya sudah sering kita dengar, namun bagaimana ayat ini betul-betul menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah,” tambahnya.

Ia memaparkan dalam ayat itu ada penegasan laqad. “Dan sungguh benar-benar,” imbuhnya.

Laqad kaana lakum, lanjutnya, ada kata lakum yang berarti kamu. “Sebagian para ulama menyatakan ini adalah sindiran atau celaan bagi orang-orang selain Muslim,” ungkapnya.

Ustaz Labib menerangkan ayat-ayat sebelumnya berkaitan dengan orang-orang munafik. “Dalam Perang Ahzab, mereka minta izin pulang, segala macam alasan, yang menunjukkan mereka tidak mau mengerjakan perintah Rasulullah SAW, mereka itulah orang munafik,” tegasnya.

Maka pada ayat ini menegaskan laqad kaana lakum maka sungguh pada kalian, lanjutnya, bukan lil munafikin. Lakum itu adalah untuk kamu. Berarti sejak awal, orang munafik itu tidak mau mencontoh Rasulullah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ustaz Labib memaparkan lanjutan ayat fii Rasulillahi uswatun hasanah liman kana yarjullahaa wal yaumal akhira. “Di situ disebutkan liman, lam di situ sama dengan lakum. Lam menurut para mufasir disebut sebagai badal dari kata lakum. Sungguh pada kamu. Siapa kamu itu? Yakni man yarjullaha wal yaumal akhira yakni orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir,” bebernya.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan semakin jelas bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta ingat kepada Allah SWT. “Maka pastilah seharusnya dia menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah,” tegasnya.

Ia melanjutkan bahwa liman kaana yarjullaa wal yaumal akhira itu sudah membedakan secara pasti. “Bahwa mereka yang tidak beriman kepada Allah, tidak beriman kepada Rasulullah, mereka tidak mau menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah,” terangnya.

“Bahkan yang terjadi mereka membenci, memusuhi, memerangi, membunuh dan segala macamnya,” lanjutnya.

Kiai Labib, menyatakan kalau umat Islam berbicara mana manusia yang paling baik di dunia? Enggak ada manusia yang lebih baik satu pun, selain Rasulullah SAW.

Namun, lanjutnya, bagi orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak beriman kepada hari akhir, menganggap Rasul itu rusak, bejat. “Sampai mereka ingin membunuh dan mencaci dan menghina. Dan itu berlaku sepanjang zaman. Enggak ada bedanya, orang kafir dulu, sekarang, bahkan masa depan,” tegasnya.

Ia pun menegaskan bahkan kalau umat Islam merunut sepanjang zaman, itu sama. “Mulai dari pengikut Nabi Nuh, Luth, Ibrahim, orang-orang kafir itu mempunyai sifat yang sama. Mereka tidak mau meneladani orang-orang baik. Yang mereka teladani adalah orang-orang jahat,” bebernya.

Sehingga menurutnya, ayat di atas sekaligus memberi peringatan siapa saja yang tidak menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah. “Maka berhati-hatilah anda tidak termasuk liman kaana yarjullaha wal yaumal akhira,” pungkasnya.[] Nita Savitri

Share artikel ini: