Milenial Gandrungi Nobar “Ekspo Rajab 1443 H”
Banyaknya anak muda atau kalangan milenial yang hadir dalam acara “Ngobrol dan Nobar Ekspo Rajab 1443 H” yang diselenggarakan Majelis Tsaqofi, Ahad, 27 Februari 2022, mendapat apresiasi sebagai kemajuan dalam penyadaran nilai keislaman di tengah maraknya pergaulan bebas dan interaksi anak muda yang terkontaminasi budaya asing di negeri ini. Mereka yang hadir dominan generasi muda yang rentan godaan dunia media sosial.
Namun, acara ekspo yang digelar secara hybrid merupakan inovasi dalam menyuguhkan syiar keislaman di tengah pandemi. Dalam kondisi apapun dakwah memang harus bisa mengatasi keadaan yang sulit dengan mencari solusi secara kreatif.
Bertempat di salah satu rumah makan bernuansa alam, acara nonton bareng menyuguhkan relay langsung acara puncak Ekspo Rajab 1443 H dari tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan. Para pembicara yang hadir adalah para tokoh ulama dan cendekiawan muslim, seperti Prof Dr Suteki, Ustadz Ismail Yusanto dan KH Rokhmat S Labib. Sedangkan dari tokoh di daerah hadir diantaranya, Ustadz M. Taufik NT, MSi, Kemal Idris , SHI dan Dr. Firman Menne, SE. MSi.
Para tokoh memaparkan tentang permasalahan umat dengan mengungkapkapkan fakta kehidupan yang dikaitkan dengan dalil hukum yang harus diterapkan. Banyaknya permasalahan sosial seperti kemiskinan, rusaknya aturan hukum, isu moderasi agama dan lainnya merupakan buah dari sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan.
Menurut Ustadz Ismail Yusanto, umat Islam harus menyadari dan memiliki kemauan untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah agar terhindar dari berbagai musibah. “Hanya dengan penerapan syariah secara kaffah akan menjadikan kehidupan manusia menjadi berkah.” Ungkapnya.
Hal senada dikatakan Prof Suteki yang dalam perjalanan hidupnya mengalami “kerikil kerikil tajam” karena dakwah yang disampaikannya dianggap “radikal” dan berseberangan dengan sistem pemerintahan yang ada. Beliau pun mengatakan untuk bangkit umat Islam harus mampu menguatkan simpul-simpulnya seperti pendapat M. Natsir yang mengatakan simpul kekuatan umat berada pada masjid, pesantren dan perguruan tinggi yang dinilai bisa menjadi corong perubahan pemikiran.
Yang tak kalah menariknya adalah pendapat para tokoh di daerah yang dengan gamblang menjelaskan konsep perubahan umat mulai dari adanya pemahaman, kecenderungan dan tindakan yang akhirnya masyarakat mau untuk berubah. Semua itu berujung pada kesimpulam bahwa dakwah penyadaran umat harus tetap dilakukan secara istiqomah. “Tugas kita adalah menyampaikan, memberi tahu untuk ketidak tahuan masyarakat akan kewajiban penerapan syariah secara kaffah. Kewajiban itu akan tetap berada di pundak setiap orang muslim hingga tegaknya secara sempurna.” Kata Ustadz M. Taufik NT yang menjadi kunci kesimpulannya pada acara Ekspo Rajab kali ini.
Beberapa anak muda yang hadir ikut nonton bareng di daerah seperti Dhika Septiana, Ahda Alfityan,Kevin Ferdinand, Fajri Naufal, Dimas Zimy ketika dimintai tanggapannya mereka mengatakan acaranya sangat menarik, materi yang berat, namun ketika disampaikan secara runut mudah untuk dipahami, terlebih dipandu oleh Mas Karebet Wijayakusuma dan Akhmad Adiasta yang tentu memiliki magnet sendiri di kalangan milenial.
Acara nobar yang diselenggarakan kali ini diminati separuh pesertanya adalah anak muda, sekalipun tetap memperhatikan protokol kesehatan, namun tidak mengurangi kesemarakannya. Acara ditutup dengan shalat dzuhur berjamaah dan makan siang bersama dalam suasana rintik hujan yang semakin mengakrabkan rasa persaudaraan sesama muslim yang sama-sama merindukan penerapan syariat Islam secara kaffah. []Maman El Hakiem_