Oleh : Kurdiy At Tubany (Lingkar Opini Rakyat)
Kita tentu berharap ketahanan masyarakat semakin kuat untuk melawan ideologi komunis agar tidak tumbuh dan berkembang. Namun jika dicermati proses legalisasi RUU Haluan Ideologi Pancasila dinilai sebagai bukti kebangkitan komunisme.
Proses legislasi RUU HIP adalah bukti terbaru kebangkitan komunisme di Indonesia. Sementara di masyarakat berkembang opini bahwa ada kebangkitan peran pemuja komunisme muda. HIP akan menjadi alat untuk memaksakan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi-organisasi massa seperti zaman Orba. Perkembangan terakhir sebagai bukti pengaruh Cina yang makin besar dalam rezim saat ini.
Patut diduga, PDIP sebagai inisiator dan konseptor RUU ini, melalui sekjennya mengonfirmasi hal ini lewat release media. Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya (PDIP) setuju akan penghapusan pasal 7 RUU HIP, dia juga menegaskan persetujuan memasukkan atas larangan terhadap Komunisme dan Marxisme, termasuk larangan terhadap bentuk Khilafahisme. Penegasan bahwa sasaran utama RUU HIP dan atau semacamnya (Ahmad Basarah wakil Ketua MPR dari PDIP mengusulkan perubahan menjadi RUU Pembinaan Ideologi Pancasila) adalah ajaran Islam Khilafah terlihat dari poster yang dibawa oleh demonstran PDIP saat merespon pembakaran bendera partai PDIP pada aksi Tolak RUU HIP 24 Juni lalu di depan Gedung DPR-MPR. Poster yang dengan jelas memuat ujaran dengan redaksi “KHILAFAH GO TO HELL”. Sehingga wajar kalau umat Islam menyimpulkan bahwa disamping berpotensi digunakan sebagai pintu masuk kebangkitan komunisme gaya baru, RUU HIP ini juga berpotensi digunakan untuk memberangus ajaran Islam yakni Khilafah.
Khilafah adalah ajaran Islam. Ketika negara melarang ajaran Islam, sama saja negara telah melanggar konstitusi berupa kebebasan beragama serta beribadat sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut. Berdakwah dan menyampaikan ajaran Islam khilafah, adalah bagian dari ibadat penting umat Islam sebagai, termasuk dakwah amar makruf nahi munkar.
Selanjutnya kita menyoal kegiatan yang marak dengan simbol-simbol komunisme dibiarkan, justru kelompok umat Islam yang hendak menyelamatkan negeri ini dengan Islam malah dituduh ancaman negara. Umat pun dipecah-belah. Padahal kalaulah dalam tubuh umat Islam ada beda dalam masalah fikih dan pandangan, itu tetap saudara. Herannya, justru pihak yang beda akidah malah dijadikan teman, sesama Muslim malah dimusuhi. Jangan sampai umat Islam mau diadu domba, dibungkam, dituduh, bahkan difitnah. Walhasil, menggeliatnya komunisme gaya baru mengisyaratkan ancaman bahaya bagi umat ini. Hal itu bisa dilihat dari sejarah dan fakta saat ini.
Dalam sejarah, PKI yang ketika itu belum berkuasa saja telah berani melakukan pembantaian terhadap kaum santri. Korban sejarah yang paling merasakan kebiadaban PKI adalah umat Islam, khususnya kalangan santri. Korban kesadisan paling depan, yang tercatat dalam buku dan hasil penelitian, adalah para kiai dan ulama, khususnya dari kalangan NU. Reaksi kelompok santri tentu wajar dalam melakukan perlawanan terhadap sepak terjang berdarah PKI ini. Apalagi perang urat syaraf yang dilakukan oleh kelompok PKI untuk membumihanguskan kelompok santri begitu terbuka. Padahal kala itu PKI yang berhaluan komunisme itu belum berkuasa. Bisa dibayangkan seandainya PKI berkuasa dan mendominasi kekuasaan.
Secara fakta, saat ini Cina yang menganut komunisme bisa menjadi contoh. Di Cina puluhan juta kaum Muslim Uighur mengalami penindasan dalam berbagai bentuk. Bahkan untuk sekadar menjalankan ibadah saja mereka dihalangi dan dilarang. Mereka dilarang menjalankan puasa Ramadhan. Pengajaran al-Quran kepada anak-anak dianggap merusak akal. Jika dalam hal ibadah saja kaum Muslim di sana ditindas, apalagi untuk hak-hak lainnya. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara berhaluan komunisme baik sekarang atau pada masa lalu. Jika PKI atau partai berhaluan komunisme bisa berkuasa atau mendominasi kekuasaan di negeri ini, maka kaum Muslim negeri ini akan menjadi korban pertama penindasan oleh mereka.
Oleh karena itu, berkembangnya ideologi sosialisme/komunisme yang dulu diusung PKI menyimpan bahaya besar bagi negeri ini, khususnya umat Islam. Hal itu harus diwaspadai oleh seluruh komponen umat.[]