Mediaumat.info – Aturan baru Meta yang melarang adanya konten serangan terhadap Zionis di Facebook dan Instagram dinilai Pengamat Sosial Media Rizqi Awal sebagai bentuk pencitraan Meta di mata investornya.
“Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Meta dan turunannya seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp, itu menunjukkan bahwa sebagai suatu perusahaan kapital yang besar di bidang teknologi, Meta memiliki investor dan orang-orang dukungan tentu yang berbasiskan para pendukung Zionis. Sehingga kebijakan yang mereka tetapkan, yang mereka lakukan itu semata-mata bukan kepanikan sebenarnya, tapi menjaga pencitraan mereka di depan para investor dan pemilik itu yang perlu ditekankan,” tuturnya kepada media-umat.info, Ahad (21/7/2024).
Menurutnya, ini juga membuktikan bahwa dunia internasional yang selama ini mengagumi hak asasi manusia adalah semacam slogan bisu yang hanya diperuntukkan kepada minoritas non-Muslim berada di kawasan Muslim atau kepada kelompok-kelompok yang didukung oleh internasional Barat untuk melakukan perlawanan kepada umat Islam sehingga isu hak asasi manusia itu tidak pernah terdengar dalam kasus yang terjadi di Gaza hari ini dan kawasan-kawasan negeri Muslim lainnya.
“Omong kosong menurut saya ketika Meta dan kelompok internasional yang selama ini mengagungkan kebebasan ekspresi dan juga hak asasi manusia di satu sisi, tapi di sisi lain sesungguhnya mereka adalah mata rantai perpanjangan tangan dari kepentingan Barat kepada kaum Muslimin itu,” ujarnya.
Pesan
Kepada pengguna Facebook dan Instagram, Rizqi berpesan beberapa hal. Pertama, penyebutan Zionis ataupun entitas Yahudi atau negara Israel khususnya itu bisa dilakukan dalam bentuk simbol atau dalam bentuk penyingkatan atau penulisan yang tidak bisa dilacak oleh algoritma ataupun teknologi Facebook atau Meta.
“Sehingga apa yang dilakukan oleh Meta, mereka akan bekerja lebih keras lagi untuk bisa menghapus konten-konten yang diduga terkait perlawanan dengan Zionis dan juga Amerika,” ungkapnya.
Kedua, pengguna juga bisa mulai berpindah ke sejumlah sosial media yang lain atau menghadirkan sosial media terkini, sehingga mereka lebih leluasa untuk meng-update informasi tentang Palestina.
“Kita tahu bahwasanya Telegram dan Twitter (sekarang X) tampaknya lebih terbuka untuk terkait dengan ini, sehingga bisa jadi pengguna bisa menggunakan telegram sebagai sarana dan prasarana berikutnya untuk menyampaikan opini ini. Di samping juga bisa menggunakan akses TikTok yang sekarang cukup besar meskipun juga ada upaya dari investor dan juga barat untuk bisa memfilterisasi berita-berita terkait dengan Zionis,” pungkasnya.
Dikabarkan, Meta punya aturan baru soal konten yang menyerang Zionis. Perusahaan melarang konten tersebut dalam platform anak usahanya Facebook dan Instagram.
Dalam unggahan blog terbarunya, Meta memastikan akan menghapus konten yang terdeteksi menyerang Zionis. Termasuk juga menggunakan stereotip antisemit atau melakukan intimidasi dan kekerasan pada Zionis. [] Achmad Mu’it