Mediaumat.news – Meski secara yuridis formal Badan Hukum Perkumpulan (BHP) Hizbut Tahrir Indonesia dicabut atau Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Front Pembela Islam tidak keluar izin perpanjangannya, bukan berarti tugas dakwah berjamaah yang dilakukan kedua ormas tersebut boleh berhenti.
“Tetapi kita tidak boleh berhenti sampai di situ karena kita mempunyai perspektif satu lagi yaitu perspektif yuridis wahyu, katakanlah begitu. Nah, hukum wahyu itu mengatakan dakwah wajib dalam keadaan apa pun. Segede apa pun rintangannya, dakwah tidak pernah jadi tidak wajib. Dan kalau wajib, maka harus dilakukan,” ujar Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto dalam ‘Diskusi Tabloid Media Umat: Hadang FPI, Rezim Makin Represif ‘, Kamis (22/8/2019) di Hotel Sofyan Inn, Jakarta.
Menurut Ismail, ketika kewajiban dakwah itu dilakukan, bukan dalam usaha untuk meraih kemenangan tetapi sebagai upaya menjalankan kewajiban sehingga pantas mendapatkan pertolongan Allah, sebagaimana kemenangan Musa yang mendapatkan pertolongan Allah dengan ditenggelamkannya Fir’aun di Laut Merah.
“Maka bagi kita, bagaimana kita ini memenuhi seluruh sunnatullah dan seluruh kewajiban syar’i di dalam dakwah ini. Sehingga kita pantas ditolong oleh Allah SWT,” ungkapnya di hadapan sekitar 100 peserta yang hadir.
Ia pun menegaskan lagi bahwa kemenangan itu adalah nashrullah, pertolongan Allah. “Allah menolong itu jika kita ini dipandang pantas ditolong oleh Allah karena kita telah sungguh-sungguh menolong agama Allah,” tegasnya.
Ismail juga menegaskan, apa yang bakal terjadi ke depan, sungguh manusia tidak tahu, sebagaimana tidak tahunya Siti Hajar bahwa air yang dicari itu ternyata muncul bukan di tempatnya berikhtiar. Dia berikhtiarnya dari Shafa ke Marwa. Tetapi air sebagai solusi yang diberikan oleh Allah, muncul di tempat thawaf. Itulah kekuasaan Allah. “Sebagaimana kita, bisa jadi kita berdakwah begini-begini di sini, ternyata kemenangan ada di sana,” bebernya.
Dengan perspektif ini, menurut Ismail, para pengemban dakwah akan memiliki energi besar untuk terus melakukan kewajiban ini. “Dan sekaligus dengan keyakinan bahwa kita akan meraih kemenangan dan keyakinan bahwa kebatilan itu pasti akan tumbang, pasti akan jatuh, rezim itu tidak akan pernah bisa berkuasa selama-lamanya,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo