Mediaumat.id – Ustaz Abdul Somad (UAS) akan tetap teguh dengan pendiriannya mengajarkan ajaran Islam meskipun dianggap menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi sebagaimana tuduhan pemerintah Singapura melalui situs Kementerian Dalam Negerinya.
“Saya tidak akan pernah berhenti mengajarkan itu, kalau itu dianggap sebagai ekstremis, sebagai segregasi maka biarlah semua orang mengatakan itu. Karena itu bagian dari ajaran agama (Islam). Saya akan tetap mengajar,” tuturnya saat diwawancarai Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, Jumat (20/5/22) di kanal YouTube Refly Harun.
Menurutnya, tuduhan Singapura telah diklarifikasi jauh sebelumnya. Tentang masalah kafir, ia mengatakan bahwa artinya adalah ingkar, siapa saja yang tidak percaya Nabi Muhammad itu rasul utusan Allah maka dia itu kafir.
“Dan saya ini kafir, saya tidak percaya ajakan iblis dan setan. Kafir itu artinya ingkar, itu adalah istilah dalam agama kita. Masa kita hilangkan istilah-istilah dalam agama itu hanya karena orang lain tersinggung,” ungkapnya.
UAS menjelaskan sebagai pembanding terhadap kejadian di Singapura. Akhir tahun 2018, ia pernah ada jadwal ke Timor Leste dengan tujuan bertemu dengan Xanana Gusmao (mantan Presiden Timor Leste 2007-2012), uskup, dan tabligh akbar.
UAS mengatakan setelah sampai di bandara timnya masuk, namun UAS ditahan karena pihak bandara mendapatkan faksimile dari Jakarta bahwa UAS adalah teroris.
Selain itu, ia juga pernah disetop tidak boleh masuk di Swiss. Pihak bandara menunjukkan print (cetakan) gambar bahwa UAS pernah diusir dari Amsterdam.
“Dari mana orang Swiss bisa dapat print? Dari Indonesia, siapa yang ngirim? Itulah yang namanya teori konspirasi. Konspirasi itu tidak bisa diungkap,” jelasnya.
Karena itu, UAS meminta kepada DPR-RI agar memanggil duta besar Singapura di Jakarta untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi. “Karena orang Singapura yang mempermasalahkan maka merekalah yang menjelaskan,” pungkasnya.[] Ade Sunandar