Pemerintah Mesir mengakui bahwa fluktuasi dalam program reformasi ekonomi IMF merupakan alasan utama tingginya tingkat kemiskinan di Mesir, namun kemiskinan ini hanya disebabkan oleh kelompok miskin dan berpenghasilan rendah saja, sementara kekayaan orang kaya meningkat dan jumlah mereka juga meningkat.
Menurut laporan terbaru dari Badan Pusat untuk Mobilisasi Publik dan Statistik Mesir, tingkat kemiskinan di negara itu meningkat mencapai 32,5% dari jumlah penduduk pada akhir tahun fiskal 2017-2018, dibandingkan dengan 27,8% pada periode 2015-2016, yang berarti bahwa ada lebih dari 32 juta orang miskin di Mesir.
Menteri Perencanaan Mesir, Hala Al-Saeed, mengaitkan alasan utama kenaikan 4,7% dalam tingkat kemiskinan dengan pelaksanaan program reformasi ekonomi selama periode antara 2016 dan 2018, yang membutuhkan biaya bagi masyarakat dan negara.
Kaya dan miskin
Pada bulan Mei 2019, Bank Dunia menyatakan bahwa “sekitar 60% penduduk Mesir masih miskin atau lebih membutuhkan.”
Bank Dunia menggambarkan kemiskinan sebagai siapa saja yang hidup dengan pendapatan kurang dari $ 3,20 per hari ($ 96 per bulan) di negara-negara berpenghasilan menengah, dan karakterisasi kemiskinan ekstrem diterapkan pada mereka yang hidup dengan pendapatan kurangnya dari $ 1,90 per orang per hari ($ 57 per bulan).
Di sisi lain, sebuah laporan yang baru-baru ini dirilis oleh Yayasan Konsultan Real Estate, Frank, mengungkapkan bahwa Mesir menempati posisi kedua di antara negara-negara yang memiliki pertumbuhan tertinggi dalam jumlah orang kaya pada tahun 2024, ketika 740 orang memiliki lebih dari 30 juta dolar (469 juta pound) pada tahun 2014. Jumlah ini meningkat menjadi 764 orang pada tahun 2019, dan diperkirakan akan mencapai 1.269 orang pada tahun 2024.
Jumlah orang yang memiliki harta lebih dari satu juta dolar (15,6 juta pound) meningkat dari sekitar 45 ribu orang pada tahun 2014, mencapai lebih dari 57 ribu orang pada tahun 2019, dan jumlahnya diperkirakan menjadi 96 ribu orang pada tahun 2024.
Karena langkah-langkah ekonomi yang digambarkan pemerintah sebagai langkah reformasi, oposisi Mesir mengatakan bahwa rezim Presiden Abdel Fattah El-Sisi memilih solusi mudah melalui utang dan membebani orang miskin dengan kegagalan ekonomi, sementara pemerintah mengatakan bahwa langkah-langkah ini adalah obat pahit dan satu-satunya solusi bagi perekonomian Mesir.[]
Sumber: aljazeera.net