Meriah Rajab di Ngawi Ramah Mengambil Tema “101 th Umat Islam Tanpa Khilafah”

Di masa pandemi yang belum jelas kapan berakhirnya ini, para tokoh, ulama dan pengusaha di Ngawi berkumpumpul di rumah KH Munarwan, ulama yang terkenal di daerah itu pada Sabtu (19/2). Tidak kurang dari 30 ulama,tokoh dan ulama dari berbagai wilayah Ngawi itu berkumpul dengan tetap melaksanakan prokes ketat. Untuk membatasi peserta yang hadir, agar mengurangi kerumunan. Panitia juga menyediakan media online melalui zoom meeting dan juga di siarkan melalui saluran youtube SUNAN LAWU.

Acara dimulai tepat pukul 20.00 wib di pandu oleh Gus Hawi, pengasuh MT Al MLUK Ngawi. Mengawali sebagai pengantar belio menyampaikan semua kerusakan yang di rasakan umat Islam saat ini di seluruh dunia saat ini di karenakan tidak adanya pemimpin atau pengikat yang bertanggung jawab keselamatan,kesejahteraan umat dewasa ini.

Dan berharap acara ini untuk mendapatkan ke berkahan dari Allah SWT, Ust Anto Umar pembina MT Tahsin Ngawi, membacakan ayat ayat suci Al Qur’an. Dengan tartil belio membacakan Surat An Najm ayat 13-18. Pada kesempatan acara ini Peringatan Rojab kali ini mengambil tema “101 UMAT ISLAM TANPA KHILAFAH” .Dan pemateri malam itu ada Ust ANDI seorang pengamat Sosial polotik di Ngawi dan seorang Ulama muda yang sangat inten berdakwah mencerahkan atau berdakwah belio adalah Kyai Nurali Pengasuh MT SONGGO ngawi.

Di kesepempatan yang pertama, Ust Andi memberikan sebuah fakta fakta yang secara ilmiah adapat di pertanggung jawabkan, tentang kegemilangan masa masa kepemimimpinan Islam atau ke Khalifahan memimpin dunia. Belio mengawali dengan masa hijrahnya Rasulullah ke madinah, dan di angkatnya Belio SAW sebagai pemimpin yang memerintah di kota kecil yang sebelumnya tidak di pertimbangkan pengaruh dan kekuatanya muliternya. Sampai hanya memerlukan beberapa tahun saja, perluasan daerah dan syiar Islam meliputi hampir ke jaziarah arab. Dan pengaruhnya membuat getar singgasana dua Negara adi daya saat itu, yaitu imperalium romawi dan Persia dengan surat diplomasi yang langsung di stampel oleh Rassulullah SAW.

Pada masa kegelapan Eropa yang di tandai dengan rendahnya ilmu pengetahuan, dan system kenegaraan dan kesejahteraan masyarakat eropa, di dunia islam mengalami puncaknya peradapan yang hasil karya dari ulama dan ilmuan Islam yang peninggalanya masih dapat di rasakan di jaman modern saat ini. Kedokteran  adalah bagian penting dari kebudayaan Islam Abad Pertengahan. Sebagai tanggapan atas keadaan pada waktu dan tempat mereka, para dokter Islam mengembangkan literature medis yang kompleks dan banyak yang meneliti dan menyintesa teori dan praktik kedokteran. Tutur ust Andi.

Bangsa Eropa telah banyak belajar kepada umat Islam dalam hal kedokteran. Di Sisilia, sebuah sekolah kedokteran dengan dokter-dokter Muslim sebagai pengajarnya, menjadi sumber ilmu kedokteran di Eropa.Dengan memberikan pengaruh yang setara atau mungkin lebih besar di Eropa Barat adalah Kanon Kedokteran karya Ibnu Sina, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dibuat manuskrip lalu dicetak dan disebarkan ke seluruh Eropa. Selama abad kelima belas dan keenam belas saja, karya tersebut diterbitkan lebih dari lima kali. Sejarah mencatat, ada sekitar 300 buku kedokteran yang diterjemahkan bangsa Eropa.

Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota besar, misalnya di Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf pegawai yang terdiri dari dokter, apoteker, dan suster. Orang juga dapat mengakses apotek, dan fasilitas penelitian yang menghasilkan kemajuan pada pemahaman mengenai penyakit menular, dan penelitian mengenai mata serta mekanisme kerja mata. Lanjut Ust Andi yang menjelaskan dengan baik.

Di akhir pemaparan Ust Andi mengajak para hadirin offline dan online untuk berfikir situasi saat ini yang di mana umat islam tanpa khilafah hidup, menjadi tak berdaya. Sebagai contoh adalah Masjid Al Jami’ Mezquita, sebuah masjid peninggalan Islam yang berada di Cordoba. Masjid besar dengan gugusan 1000 tiang dan arsitektur khas Masjid Nabawi di Madina ini menjadi masjid terbesar di dunia pada zamannya. Namun kini, Mihrab imam sudah di pasang dengan patung-patung salib yang juga tidak kalah besarnya. Dulu masjid ini tempat Umat Muslim beribadah, tetapi saat ini jangankan untuk bersujud, menengadahkan kedua tangan saja sudah tidak diperbolehkan. Padahal Islam menguasai tanah Andalusia Spanyol 700 tahun lamanya.

Selaku host pada malam itu untuk menutup pemaparan Ust Andi, Gus Hawi dengan nada guyon menayakan kepada hadirin “PIYE… PENAK JAMAN KHILAFAH TO..?  dengan bahasa jawa, dengan kompak dan Nampak semangat hadirin tempat itu menjawab “YO MESTI NO..!

Dan tiba saatnya Kyai Nurali, menyampaikan pemaparanya. Belio mengingatkan bahwa banyak umat Islam saat ini banyak merindukan kembali berdirinya sistim pemerintahan khilafah. Umat sudah bisa memperbandingkan bagai mana kehidupan dalam kepemimpinan Islam dengan kepemimpinan saat ini yang sangat jauh perbedaanya.

Kyai muda ini sebagai memberikan contoh paling kecil perbandingan gaji pengajar/guru sebanyak 15 dinar merupakan angka yang luar biasa. Jika di kruskan Wakala Induk Nusantara mencatat bahwa 1 dinar setara dengan Rp 2.258.000,-. Artinya, pada masa khalifah Umar, gaji guru mencapai Rp 33.870.000,-.Sebagai perbandingan, saat ini gaji guru di negeri kita berada pada kisaran 2 juta. Jika dinyatakan dalam dinar, gaji guru sekarang hanya berkisar 1 dinar saja. Ini sama saja menyatakan bahwa gaji guru sekarang hanya 1/15 dari gaji guru pada masa Khalifah Umar.

Dengan kesadaran akan fakta fakta keunggulan masa kekhilafahan di banding jaman sekarang yang mengunakan sistim sekuler,ibaratnya seperti bumi dan langit,maka semakin umat yang sadar dan rindu dengan sistim khilafah. Akan tetapi kerinduan akan penerapan Islam kaffah itu banyak di kalangan kaum muslimin belum mengetahui metode metode yang pernah di laksanakan atau di contohkan Rassulllah SAW. Sehingga mereka banyak yang terjebak pada toriqoh yang tidak sesuaiyang di contohkan. Yang berakibatkan kepada kegagalan demi kegagalan usaha mereka.

Kyai Nurali dalam melanjutkan penjelesannya untuk mengikuti toriqoh Rassulllah SAW dengan mengutip :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ – ٢١

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan Hari Kiamat, dan dia banyak menyebut Allah (dengan membaca dzikir dan mengingat Allah).” (QS. Al Ahzab : 21)

  • قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.( QS. Ali ‘Imran Ayat 31)

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ

Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.( QS. Al Hasyr : 7)

Dan banyak lagi ayat lain yang menunjukkan wajibnya mengikuti perjalanan dakwah Rasulullah saw, menjadikan beliau suri teladan, dan mengambil ketentuan hukum dari beliau. Tandas Kyai pengasuh MT “SONGO”.

Berhubung kaum muslimin saat ini hidup di Darul Kufur—karena diterapkan atas mereka hukum-hukum kufur yang tidak diturunkan Allah Swt— maka keadaan negeri mereka serupa dengan Makkah ketika Rasulullah saw diutus (menyampaikan risalah Islam). Untuk itu fase Makkah wajib dijadikan sebagai tempat berpijak dalam mengemban dakwah dan meneladani Rasulullah saw.

Dengan mendalami sirah Rasulullah saw di Makkah hingga beliau berhasil mendirikan Daulah Islamiyah di Madinah, akan tampak jelas beliau menjalani dakwahnya dengan beberapa tahapan yang sangat jelas ciri-cirinya. Beliau melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang tampak dengan nyata tujuan-tujuannya. Dari sirah Rasulullah saw inilah kelompok dakwah seharusnya mengambil metode dakwah dan tahapan-tahapannya, beserta kegiatan-kegiatan yang harus dilakukannya pada seluruh tahapan ini, karena itu kelompok dakwah yang menginginkan perubahan yang mendasar harus  mensuriteladani kegiatan-kegiatan yang dilakukan Rasululah saw dalam seluruh tahapan perjalanan dakwahnya.

Berdasarkan sirah Rasulullah saw tersebut, umat Islam bisa mennyimpulkan menetapkan metode perjalanan dakwahnya dalam 3 (tiga) tahapan berikut :

Pertama, Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan (Marhalah At Tatsqif), yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode kelompok dakwah Islam Kaffah tersebut, dalam rangka pembentukan kerangka tubuh partai.

Kedua, Tahapan Berinteraksi dengan Umat (Marhalah Tafa’ul Ma’a Al Ummah), yang dilaksanakan agar umat turut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, agar umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan.

Ketiga, Tahapan Penerimaan Kekuasaan (Marhalah Istilaam Al Hukm), yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.

Demikian lah seharusnyayang harus di lakukan oleh umat islam yang menginginkan perubahan sistem seperti yang telah di contohkan Baginda Rassullah SAW. Dengan konsisten dan sabar maka perubahan yang telah di janjikan Allah melalui Rasul-Nya niscaya akan berhasil. Yang penting umat jangan takut dengan halangan rintangan yang pasti menghadang dari kaum kufar dan antek anteknya,yang tidak menginginkan kenikmatan dunia yang mereka rasakan dengan cara merampok hak hak umat.

Setelah pukul 22.30 wib agenda RAJAB ini di akhiri dengan doa oleh shohibul bait dan di lanjutkan saling berjabat tangan erat oleh semua hadirin yang hadir offline di rumah Kyai Munarwan sebagai tanda eratnya persaudaraan yang di satukan oleh Aqidah walaupun mereka dari berbagai latar kehidupan kelompok.[]

 

Share artikel ini: