Menteri Luar Negeri rezim Saudi, Faisal bin Farhan, memberikan pernyataan dalam wawancara dengan Bloomberg TV, pada 19/1/2023, saat dia berpartisipasi dalam Forum Davos di Swiss, di mana dia menyatakan: “Kami secara konsisten mengatakan dimana kami percaya bahwa normalisasi dengan “Israel” adalah sesuatu yang menjadi kepentingan sebagian besar kawasan. Namun, normalisasi dan stabilitas yang sebenarnya hanya akan dicapai dengan memberikan harapan kepada rakyat Palestina dengan memberikan harkat dan martabat pada rakyat Palestina. Ini membutuhkan pemberian negara kepada rakyat Palestina, dan ini adalah prioritas.”
Dia melihat memberikan harkat dan martabat kepada rakyat Palestina dengan menyerahkan 80% dari Palestina kepada orang-orang Yahudi yang menjarahnya, dan memberi rakyat Palestina sebuah negara di atas 20% dari wilayah Palestina! Dia memuji normalisasi dengan Yahudi dan mengisyaratkan bahwa itu akan terjadi. Namun itu untuk menunjukkan bahwa Arab Saudi mengambil posisi yang mulia dalam lingkaran yang menghinakan, demikian katanya, bahwa normalisasi yang sebenarnya tidak akan tercapai tanpa ini dan itu. Artinya, rezim Saudi bergerak menuju normalisasi dengan cara para penguasa sebelumnya, yang mengkhianati Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman di Mesir, Yordania, Palestina, Emirat, Bahrain, Maroko, Sudan, dan Turki.
Dalam konteks yang sama, Kantor Perdana Menteri Entitas Yahudi mengatakan: “Netanyahu dan Sullivan (Penasihat Keamanan Nasional AS) membahas program nuklir Iran, aktivitas Iran di kawasan, Abraham Accords (Perjanjian Abraham), dan memperluas lingkaran perdamaian, khususnya dengan Arab Saudi.” Sedangkan pejabat AS mengatakan: “Saya menyampaikan salam dari Presiden Biden dan komitmen Amerika Serikat untuk “Israel” karena nilai-nilai kita bersama.”
Menteri Luar Negeri entitas Yahudi mengatakan setelah pertemuannya dengan pejabat Amerika: “Peran penting Amerika Serikat dalam memperluas kemitraan tambahan dalam kerangka perjanjian perdamaian dan mempromosikan normalisasi di Timur Tengah. Ini adalah waktu yang tepat bagi orang Eropa untuk memanfaatkan upaya untuk meningkatkan tekanan dan sanksi terhadap Iran.” Nampaknya entitas Yahudi tersebut ingin memenuhi permintaan Amerika dengan imbalan tekanan pada Arab Saudi untuk mempercepat proses normalisasi (hizb-ut-tahrir.info, 21/1/2023).