Mengapa Mereka Takut Pada Bulan Ramadhan?

Pada akhir Januari lalu, Roi Kayes, koresponden Radio dan Televisi Corporation di entitas Yahudi, mengatakan: “Mesir menyarankan kami untuk melakukan gencatan senjata di Gaza sebelum bulan Ramadhan, agar situasi di wilayah tersebut tidak meledak.”

Pada akhir Februari lalu, Presiden AS Biden menyatakan bahwa “(Israel) akan menghentikan perang selama bulan Ramadhan dalam kerangka perjanjian gencatan senjata.”

Lima bulan telah berlalu sejak pembantaian yang mengerikan dan penghancuran sistematis yang terus-menerus dalam upaya untuk mengubah Jalur Gaza menjadi puing-puing dan membuat penduduknya terusir, serta menghapusnya dari peta. Kemudian, menjelang bulan suci Ramadhan, para Fir’aun khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan. Mengapa? Karena ini adalah bulan yang tidak seperti bulan-bulan lainnya, bulan Ramadhan adalah:

﴿شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ﴾

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (TQS. Al-Baqarah [2] : 185).

Bulan yang di dalamnya rasa kerohanian kaum Muslim berlipat ganda, yang membuat mereka lebih dekat dengan Tuhannya, lebih mendambakan surga dan kenikmatannya, dan lebih banyak menelaah sirah (biografi) Nabinya saw. biografi para sahabat dan Khulafā’ ar-Rasyidīn (para khalifah yang mendapat petunjuk) radhiyallahu ‘anhum (semoga Allah meridhoi mereka). Bulan yang di dalamnya, mereka akan lebih mengingat kepahlawanan, penaklukan, dan kemenangan yang sudah diraih para Mujahid, yaitu mereka yang Allah SWT gambarkan dengan firman-Nya:

﴿لاَ يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلاَ نَصَبٌ وَلاَ مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ وَلاَ يَطَؤُونَ مَوْطِئاً يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلاَ يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلاً إِلاَّ كُتِبَ لَهُم بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ * وَلاَ يُنفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً وَلاَ يَقْطَعُونَ وَادِياً إِلاَّ كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللهُ أَحْسَنَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ﴾

Mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS. At-Taubah [9] : 120-121).

Dan mereka yang kuda-kudanya melintasi lembah dan gurun, mendaki gunung, dan menuruni lembah, yaitu kuda-kuda perang yang berlari kencang terengah-engah, kuda-kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya), dan kuda-kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi, yang menerbangkan debu, lalu menyerbu ke tengah-tengah kerumunan musuh, berjihad di jalan Allah, sebagaimana firman-Nya

﴿فِي سَبِيلِ اللهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيّاً وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيراً﴾

Berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri yang zalim penduduknya ini dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!’.” (TQS. At-Nisa’ [4] : 75).

Sehingga Allah SWT menolong dan memenangkan mereka. Allah SWT berfirman:

﴿وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا﴾

Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan kalimat (firman) Allah itulah yang tinggi.” (TQS. At-Nisa’ [4] : 75).

Bulan Ramadhan adalah bulan yang menyaksikan sejumlah kemenangan terbesar yang dianugerahkan Allah SWT kepada umat Islam, sejak peperangan pertama dalam sejarah Islam hingga saat ini:

Di bulan Ramadhan terdapat kemenangan militer yang pertama, yaitu pada Perang Badar al-Kubra, pada tahun kedua Hijriyah, di mana Allah SWT dalam peperangan ini memberikan kemenangan kepada orang-orang beriman yang jumlahnya sedikit atas orang-orang musyrik yang jumlahnya jauh lebih banyak.

﴿يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ﴾

Di hari Furqān, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan.” (TQS. Al-Anfal [8] : 41).

Hal ini mengumumkan kepada masyarakat Arab dan kemudian ke seluruh dunia bahwa era baru, yaitu konflik antara kebenaran dan kebatilan telah dimulai dengan menyatunya gigi pada lidah sebagai cara untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat.

Di bulan Ramadhan, terjadi penaklukan Mekah, pada tahun kedelapan Hijriyah, di hari itu Nabi Muhammad saw. menghancurkan berhala-berhala Ka’bah, juga menumbangkan negara pusat kesyirikan yang telah memerangi Islam sejak kelahirannya dan mencegah orang-orang Arab memeluk Islam, sehingga negara ini tidak akan dapat bangkit ditarik kembali, setelah itu semua orang Arab secara berturut-turut memeluk Islam hingga jazirah Arab menjadi satu negara yang berlandaskan Islam dan setia kepada negara Nabi saw.

Di bulan Ramadhan, terjadi Pertempuran Al-Qadisiyah, pada tahun kelima belas Hijriyah yang dipimpin oleh sahabat Rasulullah saw. Sa’ad bin Abi Waqqas radhiyallahu ‘anhu. Pertempuran ini adalah pertempuran penentuan yang dipersiapkan untuk mengalahkan kerajaan Majusi, sehingga negeri Persia dan rakyatnya masuk ke negara Islam.

Di bulan Ramadhan, terjadi penaklukkan Andalusia, pada tahun 92 Hijriyah di bawah kepemimpinan seorang pahlawan Tariq bin Ziyad, dimana sejarah telah mencatat kehormatan penyeberangan Islam ke Eropa setelah negaranya menyebar antara benua Asia dan Afrika.

Di bulan Ramadhan, terjadi Pertempuran Zallaqah di Andalusia di bawah kepemimpinan seorang Mujahid Yusuf bin Tasyafin, pada tahun 479 Hijriyah. Pertempuran tersebut, yang terjadi pada masa Andalusia, merupakan salah satu dari sejumlah serangan Kerajaan Orang Franka dan menunda kejatuhannya selama lebih dari dua abad.

Di bulan Ramadhan, terjadi Pertempuran Hittin, pada tahun 584 Hijriyah, di bawah kepemimpinan Sultan An-Nashir Salahuddin, di mana Tentara Salib Franka dihancurkan, dan mengakibatkan pembebasan Baitul Maqdis setelah pendudukannya selama hampir sembilan puluh tahun.

Di bulan Ramadhan, terjadi pertempuran Ain Jalut yang dipimpin oleh Sultan Mamluk Al-Muzaffar Qutuz, pada tahun 685 Hijriyah, pertempuran yang menghancurkan selamanya tentara Mongolia yang telah mengacaukan seluruh negeri dengan pembunuhan dan pengrusakan, membantai jutaan orang, menghancurkan kota-kota, meruntuhkan Khilafah kaum Muslim di Bagdad, dan membunuh khalifah terakhirnya. Karena itu Allah SWT mengazab mereka dengan tangan para mujahid Mamluk, mempermalukan mereka, memberikan kemenangan atas mereka, dan membayar semua kejahatan yang mereka lakukan terhadap orang-orang yang beriman. Pertempuran ini membuka jalan bagi al-Zahir Baibars, penerus Qutuz, untuk menghidupkan kembali Khilafah di Kairo tiga tahun setelah kejatuhannya di Bagdad. Hal ini juga membuka jalan bagi pengusiran sisa Tentara Salib Franka di Syam dengan tangan Baibars, al-Nashir Qalawun, dan al-Asyraf Khalil.

Kemudian, di masa sekarang, Perang Ramadhan tahun 1973 hampir merupakan satu-satunya kemenangan militer yang diraih oleh tentara Duwal ath-Thauq (Negara-Negara Pengepung) atas entitas Yahudi, karena mereka mampu mengalahkan tentara entitas tersebut, melintasi Terusan Suez dan menghancurkan mitos “tentara yang tak terkalahkan”, sama seperti ketika mereka dihancurkan lagi pada bulan Oktober melalui Operasi Banjir Al-Aqsa.

Bulan Ramadhan adalah bulan di mana rakyat Palestina yang terjajah berkumpul untuk shalat di Masjid Al-Aqsa, sehingga Masjid al-Aqsa dipenuhi dengan ratusan ribu jamaah yang akan mendirikan shalat, untuk meningkatkan pahala dan merancang siasat guna melawan entitas Yahudi, kaum penjajah tanah yang diberkahi.

Karena semua makna yang dialami, diketahui, dan dibaca oleh musuh-musuh Islam dan kaum Muslim dalam sejarahnya ini, maka mereka memperingatkan akan datangnya Ramadhan, mereka takut dan membencinya, serta berhati-hati mengenai waktu kedatangannya. Para tiran dari Barat dan Fir’aun Gedung Putih menghimbau kepada kepala pemerintahan musuh busuk tersebut untuk menghentikan perangnya di Gaza sebelum tibanya bulan yang penuh berkah, sehingga masalah tidak lepas kendali dan takut akan akibat yang tidak diinginkan akan terjadi.

Di sisi lain: Akankah bulan yang penuh berkah ini menjadi titik awal bagi umat ini, khususnya para pemegang kekuatan dan pengaruh di dalamnya, untuk mengubah keseimbangan dan kepemimpinan massa para Mujahid dari kalangan umat ini, untuk menghanguskan aliansi setan-setan Barat dan para penggila takhta serta entitas Yahudi, dan memusnahkan semua yang mereka banggakan selama ini, agar umat ini bisa mendapatkan kembali kekuasaannya yang telah direbut, mengembalikan kedaulatan syariah atas negerinya, melanjutkan kehidupan Islaminya, serta keluar dari keadaan terhina dan terlecehkan yang telah berlangsung lama dan terus berlangsung dari waktu ke waktu?

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu untuk menjadikan kami layak atas kemenangan dan kemulian yang besar ini, serta membantu kami memenuhi kebutuhan kemenangan yang Engkau janjikan. Engkaulah Yang Maha Perkasa, Penolong, dan Pembalas, maka muliakan kami, beri kami kemenangan, perbaiki kekalahan kami, dan balas dendam kami pada musuh-musuh yang telah menyiksa hamba-hamba-Mu dengan siksaan yang paling buruk. [] Ahmad al-Qashash

Sumber: alraiah.net, 6/3/2024.

Share artikel ini: